Harianmomentum--M.Badarusaman, saat ini mungkin menjadi warga Kota Metro
yang paling beruntung. Dari sekian banyak warga yang masuk kategori tidak mampu
secara ekonomi di kota setempat, warga Yosomulyo Kecamatan Metro Pusat itu
menjadi satu-satunya yang mendapat jatah program listrik bersubsidi dari Perusahaan
Listrik Negara (PLN).
Badarusaman mendapat
jatah listrik bersubsidi itu setelah melapor kepada piihak kelurahan dan
kecamatan setempat. Surat keterangan tidak mampu dari kelurahan dan kecamatan
yang didapatnya, kemudian diajukan kepada pihak PLN Rayon Metro untuk
mendapatkan jatah program listrik bersubsidi.
Hal tersebut
dibenarkan Manager PLN Rayon Metro Arbeni. Melalui bagian pelayanan
Apriyansyah, dia menerangkan subsidi listrik hanya diperuntukan terhadap
pelanggan kategori warga miskin, berdasarkan surat keterangan lurah dan camat. Subsidi
itu khusus untuk daya listrik 900 Volt Amper (VA).
“Untuk listrik 900 VA
yang subsidi, tarifnya Rp605/KWh. Sedangkan yang non subsidi tarifnya akan sama
dengan listrik 1300 VA ke atas yakni Rp1.352/Kwh. Kebijakan ini berlaku sejak 1
Mei 2017. Untuk di Kota Metro memang baru satu KK yang mendapatkan jatah listrik
bersubsidi ini, atas nama M. Badarusaman,” terangnya.
Menurut dia, minimnya
jumlah penerima program listrik bersubsidi itu, kemungkinan karena dinas
terkait kurang melakukan sosialisasi terkait program tersebut.
Dia menjelaskan,
penyesuaian tarif untuk golongan R-1/900 VA-RTM telah dilakukan pada tiga
tahap. Untuk tarif awal Prabayar pada Desember 2016 yakni Rp605/kWh, dan pada
Januari – Februari 2017/tahap I Prabayar Rp791/kWh. Kemudian Tahap II pada
Maret – April Prabayar Rp1.034/kWh.
“Tahap III mulai 1 Mei
2017 tarif listrik prabayar untuk R-1/900 VA rumah tangga mampu/non subsidi
(RTM) mencapai Rp1.352/kWh. Sudah tiga tahap sebenarnya. Seharusnya bukan hanya
satu KK yang menikmati subsidi ini,” jelasnya.
Terpisah, Sekretaris
Komisi II DPRD Kota Metro Yulianto meminta dinas terkait lebih proaktif
melakukan komunikasi dengan PLN. Itu karena, banyak masyarakat yang tidak
mengerti aturan dan tata cara mendapatkan program listrik bersubsidi.
”PLN juga harus
melakukan sosialisasi secara masif. Selama ini-kan sosialisasi yang dilakukan
PLN lewat internet, tetapi kan belum semua masyarakat melek internet,” kata
Yulianto.
Menurut dia, sosialiasi
yang dilakukan bisa melalui aparat kelurahan, RT atau RW. Kemudian bisa juga
menggunakan media radio dan televisi. (sya/pie)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com