Harianmomentum--Gawi
Agung Bejuluk Beadek Lampung Tengah bakal digelar hari ini (19/7).
Sebanyak 311 tokoh
masyarakat di Lampung Tengah bakal menerima gelar dari kesuttanan adat Jurai
Siwo. Ribuan massa dari berbagai elemen diprediksikan bakal meramaikan acara
tersebut.
Ketua panitia
penyelenggara Muhtaridi Putra Negara menerangkan rangkaian Gawi Agung Bejuluk
Beadek diawali dengan kumpul di Lapangan Merdeka Gunungsugih.
Disini bakal berkumpul
para tokoh adat dari 9 kebuayan yakni Kebuayan Nunyai, Unyie, Subing, Nuban,
Beliuk, Selagai, Anak Tuha, Nyerupo dan Pubian.
Acara diawali dengan
pentas sendra tari kolosal talikiang anak tuha, sambutan ketua panitia
muhtaridi putra negara, dan sambutan bupati atau wakil bupati Lampung Tengah
“Kemudian 9 marga
tersebut diarak sesuai dengan kebuaian jalan ke nuwo balak. Lalu dari nuwo
balak arakan dengan garuda dan pencak silat, 9 marga menuju vila Nurdin
Muhayat. Di sana 9 marga dari kebuaian tersebut masuk ke dalam sesat agung,”
jelas Muhtaridi, Selasa (18/7) disela-sela acara persiapan.
Dia melanjutkan, di
Sesat Agung nantinya akan dilakukan prosesi tari penganggik wajib dari 9 marga
atau dikenal dengan tari siang, yakni tarian antara laki dan perempuan
berpasangan dari 9 kebuayan yang ada. Usai itu dilanjutkan dengan besekhak
beasah, lalu dinaikkan ke kelunjuk untuk melakukan besekhak baru dilakukan
beasah atau pangor. Ini menunjukkan bahwa mereka sudah dewasa.
“Usai itu mereka diberi
juluk atau nama panggilan anak penyimbang untuk anak laki2. Usai juluk
dilanjutkan dengan temu dilunjuk dan turun mandi,” imbuhnya.
Dalam prosesi itu,
laki-laki naik lunjuk berpasangan kemudian mereka dinaikkan diatas kepala
kerbau dan disiram air. Dilanjutkan musek (suap) terakhir dr saudara dan orang
tua. Usai musek baru pemberian adok (nama) untuk perempuan.
Setelah itu turun mandi
atau bersih, Dimana laki-laki memegang payan (nampan) dan ambil wudhu untuk
bersih-bersih. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan yang menjadi ciri khas
adat Lampung, yaitu unduh buah pinang. Ini menyimbolkan sudah berakhirnya masa
lajang.
“Usai turun mandi mereka
diarak lagi ke nuwo dengan naik jepano. Kemudian mempersiapkan diri menggunakan
kawai balak, kepiah balak dan punduk. Sampai nuwo dilanjutkan dengan naik
dipano berpasangan dan nari ramik dan nari tuho/tari munggah bumie,” paparnya.
Rangkaian acara
dilanjutkan pemberian adok kepada 311 tokoh masyarakat yang akan menerima
gelar. Mereka diarahkan untuk naik sesat agung dan naik ke kursi
pepadun/singgasana. Setelah duduk baru prosesi menyender baru pengukuhan adok
kepala kampung.
“Mereka diberi adok
suttan yang disesuaikan dengan kebuaian masing-masing untuk menjadi suttan
diwilayahnya masing-masing,” tutupnya.
Sementara itu Bupati
Lampung Tengah DR. Ir. Mustafa mengatakan Gawi Agung Bejuluk Beadek pertama
kali diselenggarakan di Lampung Tengah. Acara ini diharapkan mampu mengangkat
kebudayaan dan adat istiadat Lampung secara luas.
“Ini adalah momen
berharga untuk mengangkat kebudayaan Lampung secara luas. Selama ini masih
banyak masyarakat yang belum mengenal adat istiadat dan kebudayaan Lampung.
Kini saatnya, kita tunjukan bahwa kita punya kebudayaan yang patut kita
banggakan dan harus kita lestarikan,” ujar Mustafa. (Irls)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com