PLN Mesti Berbenah!

Tanggal 09 Mar 2020 - Laporan - 1180 Views
Andi S Panjaitan, Pemred Harian Momentum

MOMENTUM, Bandarlampung--Tiga hari lalu, beberapa orang pegawai PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Kota Bandarlampung datang menemuiku.

Dalam pertemuan singkat itu, mereka mencoba klarifikasi sekaligus meminta maaf atas keluhan yang kusampaikan melalui tulisan berjudul "Surat Terbuka untuk Dirut PLN."

Ya, tulisan itu saya goreskan di rubrik ini (Nyekhita) pada 5 Maret 2020. Berisi curahan hati (curhat) terkait buruknya pelayanan PLN.

Hingga kini curhatanku itu sudah dilihat lebih dari 17 ribu pembaca dan 266 kali dibagikan oleh netizen di jagad maya. Jumlah yang tidak sedikit tentunya.

Saya yakin, mayoritas pembaca yang membagikan tulisan itu juga sebagai pelanggan PLN yang (mungkin) selama ini juga pernah kecewa terhadap pelayanan badan usaha milik negara (BUMN) itu.

Tapi sudahlah. Saya tidak ingin berandai- andai. Apalagi menuduh. Takutnya timbul fitnah.

Kembali ke pertemuan itu. Mereka (pegawai PLN) menjelaskan ada persoalan internal sehingga tidak bisa memenuhi permintaanku, saat itu.

Saya katakan tidak mengapa. Sudah kumaafkan. Toh, acara pesta saya juga sudah lama usai. Meskipun sambungan listrik sementara tidak didapat, toh endingnya juga sama. Pesta tetap memakai saluran listrik milik PLN. 

Tapi, aku membatin. Kenapa PLN baru menghubungiku 6 Maret 2020? Padahal waktu pelaksanaan pesta telah berlalu lima hari sebelumnya. 

Belakangan aku baru sadar, mereka mulai menjalin komunikasi sehari setelah “Surat Terbuka untuk Dirut PLN" kutulis.

Seandainya klarifikasi itu bisa datang lebih awal, tentu tulisan tersebut tidak pernah ada. Apalagi sampai menyebar kemana- mana.

Sekilas aku juga berpikir. Jika saja tulisan itu tidak pernah ada, belum tentu pihak PLN bersedia menghubungiku, apalagi untuk bertemu.

Yang jelas, aku sangat beruntung. Profesi jurnalis yang kugeluti saat ini membuat aspirasi begitu mudah kusampaikan. Walau tidak bisa bertemu langsung, setidaknya dapat melalui banyak orang yang membacanya.

Lalu, bagaimana dengan pelanggan yang tidak memiliki akses ke media untuk menyampaikan keluhannya? Mungkin, jika aku bukan seorang jurnalis belum tentu keluhanku beberapa hari lalu bisa didengar oleh PLN.

Tapi aku yakin. Bahkan sangat yakin. Mereka akan segera berbenah. Memperbaiki pelayanannya terhadap pelanggan. Agar tidak ada lagi keluhan serupa di kemudian hari.

Mudah- mudahan ini merupakan tulisan terakhir ku untuk PLN. Jika pelayanan yang mereka terapkan sudah maksimal, tidak mungkin aku masih mengkritiknya bukan?

Oh iya, hampir lupa. Surat terbuka yang kutulis itu ternyata merupakan jalan dari Allah SWT untuk mempertemukanku dengan tiga orang Batak sekaligus. 

Mereka adalah Adian Hasan Nasution, Halomoan Siregar dan Hendrik Siahaan yang ternyata orang- orang penting di PLN. 

Ya, mereka merupakan saudara batakku. Kami sama- sama merantau dan mencari nafkah di Lampung. Maaf Lae, tulisan ini hanya bentuk kritik dariku agar perusahaan yang kau naungi segera berbenah. Bukan untuk merusak citra PLN apalagi merusak karirmu. Itu saja, tabikpun. (*)

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


Pesan Khatib di Mimbar Jumat ...

MOMENTUM-- Pemilihan presiden (Pilpres) menjadi magnet tersendiri ...


Siklus Kehidupan ...

MOMENTUM-- Dulu, ketika beranjak remaja, saya selalu mendapat tug ...


Unila kembali Bergejolak ...

MOMENTUM-- Universitas Lampung (Unila) kembali jadi sorotan publi ...


Pasang Surut ...

MOMENTUM-- Tarik ulur dalam hubungan itu biasa. Entah itu pertema ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com