Konyol

Tanggal 03 Des 2020 - Laporan - 837 Views
Andi Panjaitan, Pemred Harian Momentum.

MOMENTUM-- Fanatisme terhadap sesuatu hal terkadang membuat seseorang menjadi buta. Hingga nekat bertindak di luar akal sehat. 

Layaknya pecinta sepak bola. Seorang supporter bisa melakukan tindakan gila karena klub kesayangannya kalah. Bahkan, ada yang sampai nekat bunuh diri.

Perasaan cinta dan setia yang kadung tertanam di hati membuat mereka cenderung bersikap konyol dan tidak realistis.

Misalnya, ketika Timnas sepakbola Indonesia akan berhadapan dengan Timnas Brazil. Pasti mayoritas pencinta bola di tanah air mendukung Timnas Indonesia.

Meski pun mereka tau Timnas Brazil lebih unggul dari segala aspek, tetapi rasa cinta supporter Indonesia terhadap bangsa akan menggugurkan realita tersebut. 

Mereka tau Timnas Indonesia pasti kalah, tapi dukungan tidak akan pernah berubah meski kiamat sekali pun.

Dalam dunia politik, sikap fanatisme buta juga sudah lumrah terjadi. Lihat saja dalam konstelasi politik menjelang pemilihan walikota (Pilwakot) Bandarlampung.

Banyak sekali oknum yang bertindak gegabah. Bahkan bisa dikategorikan tolol. Saking ’cintanya’ terhadap salah satu calon walikota, dia sampai nekat merusak alat peraga kampanye (APK) calon lain.

Biasanya, oknum tersebut tidak akan pernah berpikir tentang resiko yang akan dihadapi atas perbuatannya. 

Tapi, ketika sudah berurusan dengan hukum barulah kemudian akal sehatnya kembali.

Kita ambil contoh, kasus perusakan APK calon walikota di Kelurahan Beringinraya Kecamatan Kemiling. Tersangka yang merupakan oknum Ketua RT begitu gagah dan berani saat melakukan aksinya.

Tapi, beberapa kali dipanggil pihak kepolisian untuk diperiksa dia justru menghilang. Hingga akhirnya dimasukkan dalam daftar percarian orang (DPO) oleh Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bandarlampung.

Saya sangat yakin, jauh di lubuk hati pelaku perusak APK tersebut pasti menyesali perbuatannya. Tapi apa hendak dikata, nasi sudah menjadi bubur.

Kasusnya kini terus bergulir. Bahkan sudah dilimpahkan ke kejaksaan negeri (Kejari) setempat untuk segera disidangkan.

Dari kasus tersebut dapat diambil pelajaran bahwa terkadang sikap fanatisme seseorang membuat dia terlihat konyol. Tabik Pun. (**)

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


Pesan Khatib di Mimbar Jumat ...

MOMENTUM-- Pemilihan presiden (Pilpres) menjadi magnet tersendiri ...


Siklus Kehidupan ...

MOMENTUM-- Dulu, ketika beranjak remaja, saya selalu mendapat tug ...


Unila kembali Bergejolak ...

MOMENTUM-- Universitas Lampung (Unila) kembali jadi sorotan publi ...


Pasang Surut ...

MOMENTUM-- Tarik ulur dalam hubungan itu biasa. Entah itu pertema ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com