Sendu Warnai Kedatangan Dua Jenazah Korban Sriwijaya Air

Tanggal 27 Jan 2021 - Laporan - 368 Views
Peti jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 tiba di Lampung./iwd

MOMENTUM, Bandarlampung--Isak tangis keluarga mewarnai kedatangan dua jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 Yohanes dan Sugiono Efendi, Rabu (27-1-2021).

Suasana sendu nampak jelas terlihat di depan terminal cargo Bandara Radin Inten II. Dua unit ambulans bertuliskan Radio Antar Penduduk (Rapi) digunakan untuk mengangkut peti keduanya.

Pintu belakang ambulance tersebut terbuka, di masing-masing ambulans nampak satu buah peti berwarna coklat. Masing-masing peti juga dibalut plastik bening.

Di dalam ambulans sebelah kiri, terlihat wanita mengenakan baju kaos berwarna kuning. berambut panjang sebahu diikat. Sesekali suara isak tangis kecil keluar dari mulut dan mata wanita dengan rambut diikat panjang sebahu tersebut.

Tangan kanannya seakan tak mau lepas memeluk peti yang ada di hadapannya. Tangan kirinya mengusap air mata yang menetes di pipi, dengan pandangan yang tak lepas dari peti.

Jenazah yang ada di dalam peti yang dipeluk wanita bernama Dewi Wahyuni itu tak lain adalah Yohanes, suaminya yang menjadi salah satu korban Sriwijaya Air asal Lampung yang jatuh di laut sekitar Kepulauan Seribu pada Sabtu (9-1) lalu.

Seakan bisa merasakan kesedihan sang ibu, balita berusia sekitar 2 tahun meronta di gendongan seorang wanita berbaju putih dan mengarahkan tubuhnya ke arah Dewi Wahyuni. Anak laki-laki itu ternyata anak semata wayang dari Almarhum Yohanes dan Dewi Wahyuni.

Sementara di dalam ambulans yang lain terlihat seorang remaja putri berusia sekitar 8 tahun, anak dari Sugiono. Dengan mainan di tangannya, anak tersebut duduk terdiam di depan peti jenazah sang ayah Sugiono.

Meski tidak meneteskan air mata, namun ia tetap didampingi tim trauma healing Polda Lampung. Istri Sugiono tidak ikut menjemput kedatangan jenazah suaminya lantaran tidak kuat menerima kenyataan.

Jenazah Yohanes dan Sugiono Efendi baru teridentifikasi oleh tim DVI Pussdokkes Polri pada Senin (25-1) lalu melalui sampel DNA.

Sementara rekan keduanya, Pipit Piyono sudah terlebih dahulu teridentifikasi dan dimakamkan beberapa waktu yang lalu.

Slamet, paman Yohanes mengatakan, keluarga tidak menyangka akan kepergian sang keponakan yang begitu mendadak.

Slamet menambahkan, Yohanes berencana ke Pontianak untuk mengadu nasib, dan memperbaiki ekonomi keluarga.

"Enggak nyangka kami (kecelakaan), dia sebelumnya emang kerja kebun, bertani," tutur Slamet.

Sementara Aziz Abdul, adik ipar dari Sugiono menambahkan, kakaknya berada di Kalimantan Sejak 6 bulan yang lalu dan bekerja pada salah satu proyek bangunan di Pontianak, Kalimantan Barat.

Sebelum kejadian, Sugiono pulang ke kampung halaman di Tiyuh Totomakmur, Kecamatan Batuputih, Tulangbawang Barat lantaran sang ibu yang sakit.

"Jadi ibu sakit, makanya dia pulang," kata pria yang menggunakan batik berwarna ungu ini.

Saat kembali ke kampung halaman tersebut, Sugiono kemudian mengajak Pipit Piyono dan Yohanes untuk ikut bekerja di Pontianak.

Selanjutnya Kepala Tiyuh Totomakmur, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Tulangbawang Barat, Madrim mewakili ketiga keluarga korban menyampaikan terimakasih kepada seluruh jajaran, Baik Polri, Polda Lampung, tim Sar, Maskapai, Jasaraharja,dan Instansi lainnya yang telah membantu.

"Kami mewakili keluarga mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya karena telah dibantu mulai dari pencarian, proses indentifikasi, hingga pemulangan ketiga jenazah," ucapnya.

Kabid Humas Polda Lampung Kombespol Zahwani Pandra Arsyad menambahkan, dua penumpang tersebut teridentifikasi pada Senin (25-1) melalui dengan mencocokan data antemortem dan post mortem.

Sebelumnya juga dilakukan pengambil data antemortem, dan penerjunan tim trauma healing oleh Polda Lampung untuk meringankan beban psikologis kepada keluarga korban.

"Semua korban asal Lampung adalah Tiga Sekawan satu daerah di Desa Toto Makmur, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Tulangbawang Barat, yang akan mengadu nasib, bekerja ke Pontianak. Mereka bertiga berangkat meninggalkan kampung halamannya sejak hari Jumat (8-1) dan hari sabtu (9-1) mengalami musibah Pesawat Sriwijaya SJ182 pukul 14.38 Wib di Kepulauan Seribu," bebernya.

Dua jenazah berangkat dari Bandara Cargo Radin Inten II, pada Rabu (27-1) sekira pukul 08.35 wib menuju kampung halaman. Keberangkatan di kawal Ditlantas Polda Lampung dan Polres Tulangbawang Barat. 

Selanjutnya jenazah dimakamkan langsung di TPU SP4 Tiyuh Totomakmur, Batu Putih, Tulangbawang Barat.(**)

Laporan: Ira Widya

Editor: Agus Setyawan

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


Kapolres Pimpin Sertijab 10 Kapolsek di Lamte ...

MOMENTUM, Gunungsugih--Kapolres Lampung Tengah, AKBP Andik Purnom ...


Penuhi Kepercayaan Masyarakat, Polres Lampung ...

MOMENTUM, Gunungsugih--Satuan Reskrim (Satreskrim) Polres Lampung ...


Kajari Lampura Ajak Wartawan Ikut Kegiatan So ...

MOMENTUM, Kotabumi -- Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Lampung Ut ...


Salah Paham Berujung Maut, Seorang Pemuda di ...

MOMENTUM, Gunungsugih--Bermula dari saling ejek dijalan saat meng ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com