Hidayat Nur Wahid: Bapak Saya Bukan PKI

Tanggal 22 Sep 2017 - Laporan - 1428 Views
Hidayat Nur Wahid. Foto: Net

Harianmomentum--Isu PKI nyamber sana sini. Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid jadi salah satu tokoh yang kesamber hoax soal ini. Bapak politikus senior PKS ini ini dituding sebagai anggota PKI. Jelas Hidayat membantah.


Fitnah ini menyebar lewat meme dan foto-foto bergambar Hidayat dengan bumbu tulisan "Hidayat Nur Wahid kelahiran Klaten, di mana di daerah tersebut mayoritasnya adalah PKI, dan ayahnya Hidayat Nur Wahid adalah PKI, apakah Hidayat Nur Wahid itu PKI?" 


Entah akun siapa yang pertama kali menyebarkan foto dan meme ini. Yang jelas, di Instagram dan Twitter, fitnah dan hoax kepada alumni Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur ini bertebaran seharian kemarin. 

Menanggapi fitnah ini, Hidayat membantah. Baginya, ini fitnah yang keji dan basi. Sebab, fitnah serupa pernah terjadi pada tahun 2009. Kala itu ayahnya disebut sebagai antek PKI karena lahir di Klaten, Jawa Tengah, yang memang dikenal sebagai basis PKI. 

"Fitnah yang basi dan didaur ulang. Pernah ramai sebelum penetapan Capres dan Cawapres 2009. Muncul lagi ini fitnah, ujaran kebencian, penyebaran berita bohong," ujar Hidayat dalam perbincangan via whatsapp. 

Diterangkan Hidayat, keluarga besarnya adalah pengurus Ormas Islam Muhammadiyah di Klaten. Selain itu, ayahnya seorang PNS, yakni guru sejak tahun 1965 hingga pensiun pada tahun 1980-an.

"Jadi kalau beliau adalah PKI, tidak mungkin bisa jadi PNS setelah tahun 1966. Beliau itu jadi guru SD sampai jadi guru SPG, dan tidak pernah beliau mendapatkan sanksi hukum dari pemerintah karena keterlibatan beliau dalam PKI. Tegas saya katakan bahwa beliau dan saya bukanlah keluarga PKI," tegasnya. 

Sejauh ini, dia masih belum akan melaporkan fitnah tesebut kepada polisi. Namun, selain memfitnah dirinya, penyebar berita bohong itu juga memfitnah Kabupaten Klaten. Sebab, Klaten merupakan wilayah dengan penduduk mayoritas muslim. "Soal ini juga fitnah besar, karena Klaten mayoritas muslim. Ada PKI, tapi mayoritas muslim. Jadi ini adalah tindakan yang memenuhi aturan untuk diadukan," katanya. 

Namun, dia memberi kesempatan agar pelaku fitnah melakukan klarifikasi dan meminta maaf. "Saya mendoakan agar pelaku bertaubat dan meminta maaf, mengkoreksi pernyataan tersebut. Kalau itu dilakukan, kami akan pertimbangkan sisi kemanusiaan. Tapi kalau tetap ngotot, dia menantang hukum dan akan segera kita laporkan ke polisi," ungkap pria kelahiran Prambanan, Klaten, April 1960 ini. 

Meski sudah dibantah, di Twitter, sejumlah akun masih belum percaya. Tweeps dengan akun @jaya_bemol malah seolah membenarkan. "Hahahaaaa Jatinom Klaten gudangnya PKI," kicau dia serupa dengan tantangan @ PapaeFiska. "Tes DNA. Wani???" tantangnya. 

Netizen lain seperti @Arifngk malah membalikkan pertanyaan. "Gak enak kan dituduh PKI? Makanya rakyatmu juga jangan hobby nuduh orang lain PKI," kicau dia diamini @ ismade67. "Difitnah itu memang membuat tidak nyaman." 

Netizen lain berbondong-bondong membela Hidayat. Bagaimana mungkin lulusan Gontor, kader partai kanan berbasis Islam, ustad sekaligus murabbi (mentor) dari banyak kadermuslim scholar ini keturunan PKI. 

"Hoax bung.....bohong...dan fitnah....tidak ada darah PKI ditubuh @hnurwahid," bela@gober3 disambut @sakti00sakti. "Ust@hnurwahid lulusan terbaik Ponpes Gontor, bahkan anak beliau yang baru lulus juga menjadi lulusan terbaik Gontor. Kalo fitnah mbok cerdas dikit." 

Tweeps @NetizenTofa menguatkan. "Ortu Pak @hnurwahid sudah pada tahu sebagai Pimpinan @muhammadiyah di Klaten. Tempat kelahiran saya. Ada aja fitnah ya," tulisnya. @putra_yuszaryang juga sedih dengan fitnah ini. "@hnurwahidassalamu’alaikum Pak, ini nemu di instagram sungguh sangat keji." 

Beberapa yang lain meminta Hidayat melaporkan ini. "Biar ga seenaknya buat fitnah, tapi bakal diproses ga ya?" cuit@maradewi71. 

Lewat sejumlah Twitnya, Hidayat juga beberapa kali menjawab fitnah keji ini. "Kalo fitnah mbok cerdas dikit. Saya & anak saya hanya 1 dari puluhan ribu alumni Gontor, pesantren korban pemberontakan PKI tahun 1948," kicaunya @hnurwahid. 

"Alhamdulilah & trims. Ayah (juga Kakek) saya bukan PKI, tapi pimp@ muhammadiyah di Klaten. Semoga Allah karuniakan taubat & hidayah bagi pemfitnah," doa Hidayat. 

Netizen lain pun mengamini dan percaya dengan Hidayat. "Kami percaya dengan ustadz@hnurwahid,sebaiknya pacingan kayak gini gak usah ditanggapi," saran@WarismanWong serupa dengan@BirTweet1. "Itu akun sandiwara saja Pak. Nggak usah digubris. Hanya untuk ngompor saja." (rmol)

 

 

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


Dukungan Biar Mengalir, Mukhlis Tetap Fokus d ...

MOMENTUM, Bandarlampung--Banyak dukungan yang tertuju kepada Angg ...


Mantan Anggota Bawaslu Daftar Bacalonkada di ...

MOMENTUM, Pringsewu--Fajar Fakhlevi, Komisioner Bawaslu Pringsewu ...


PDIP Tanggamus Mulai Jaring Calon Kepala Daer ...

MOMENTUM, Tanggamus--Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi ...


Lamteng Dukung Ketua Demokrat Lampung Maju Pi ...

MOMENTUM, Gunungsugih--Dukungan untuk Ketua DPD Demokrat Lampung ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com