Menteri Pertanian Panen Raya Padi di Lampung Timur

Tanggal 10 Nov 2017 - Laporan - 1038 Views
Mentan Andri Arman Sulaiman saat memberikan bantuan mesin hand tractor dan lainnya kepada petani di Desa Mandalasari Kecamatan Matarambaru Lampung Timur, Jumat (10/11). Foto: Agung

Harianmomentum.com--Menteri Pertanian (Mentan) Andri Arman Sulaiman menghadiri panen raya padi di Desa Mandalasari Kecamatan Matarambaru Lampung Timur, Jumat (10/11).

 

Bupati Lamtim Chusnunia mengatakan arah pembangunan diharapkan mempertahankan swasembada beras dan sarana diperhatikan.

 

“Sehingga nantinya tanaman subur produksi melimpah akan tidak maksimal bila tak diimbangi kesejahteraan petani. Potensi pertanian Lamtim cukup besar," kata bupati.

 

Kemudian, bupati berharap perhatiannya bahwa Mentan konsen bukan hanya tingkat produksi atau swasembada, tetapi semua dipikirkan termasuk bantuan ke petani.

 

"Selain gapoktan, ada yakni dari masyarakat petani organik semakin lama semakin banyak dan berkelanjutan. Khusus petani organik akan kami bahas raperdanya sama DPRD. Terima kasih ini sangat memompa kami dalam meningkatkan produksi petani," ungkapnya.

 

Sekprov Lampung Sutono menyatakan, sektor pertanian sudah teruji bahkan pemda mendorong masyarakat untuk meningkatkan produksi pertanian melalui berbagai program.

 

"Tentunya penguatan penyuluh dapat optimalisasi untuk mendampingi petani. Gubernur membuat pertanian harus kuat, kelembagaan petani kuat, inilah bagian penting yang kita lakukan, kami minta bupati dan walikota memperkuat kelembagaan petani," ujarnya.

Kemudian, Mentan bersama Sekprov, Bupati Lamtim, Danrem 043 Garuda Hitam, dan Irwasum Polda menyerahkan bantuan kepada perwakilan petani berupa mesin hand tractor, tractor roda empat, corn combine, combine harvester, rice transplanter, dan pompa air.

 

Sementara itu, Mentan Andri Arman Sulaiman menyatakan, bantuan tetap dikirim untuk pertanian walau tidak begitu banyak karena gubernur dan bupatinya gesit. Sanksi banyak yang meragukan tidak tidak bisa swasembada.

 

"Jadi tinggal satu bulan lagi, In Shaa Allah dan pada tanggal 31 Desember 2017 kita bisa gawungkan swasembada beras, jagung cabai, dan bawang. Inilah hasilnya kalau kita semua ke lapangan baik dari TNI, penyuluh, pemerintah, petani dan masyarakat. Tanpa penyuluh dan babinsa sulit untuk swasembada. Hasilnya sekarang bisa kita nikmati, dulu kita impor jagung puluhan tahun sebanyak 3,6 juta ton setiap tahun bahkan rencana 4 juta ton, hari ini enol tidak impor, bahkan negara luar mau investasi di negara kita dan mereka ingin belajar lima kementerian dari berbagai negara. Jagung, bawang, beras dan cabai diekspor ke enam negara," kata dia.

 

Menurutnya, apabila hal ini dilakukan terus menerus akan terjadi ekspor karena regulasi yang tepat. "Kedepan bawang putih, kedelai dan gula kita kejar satu persatu. Karena mimpi tahun 2045 kami berharap Indonesia menjadi lumbung pangan dunia. Ini kerja semua dan merah putih ingin kita kibarian di seantero dunia," ungkapnya.

 

Dia menambahkan, beberapa komoditas trategis tidak impor lagi, seperti bawang beras, jagung dan caba. Ini perlu disyukuri dan mentunjukan pada dunia bahwa Indonesia mampu memberikan makan kepada penduduk tanpa impor. Namun, Mentan tidak puas karena ada komoditas lainnya yang menanti dan perlu diejar di tahun mendatang.

 

"Solusi Bapak Presiden sudah dikeluarkan Perpres ada full price untuk harga jagung Rp3.150, bawang Rp15 ribu kemudian padi dan seterusnya. Presiden minta jangan biarkan petani rugi itu prinsifnya yang harus dilakukan sehingga kalau untung pasti berproduksi," ujarnya.

 

Untuk SRG yang kurang berjalan maksimal, kata Mentan, akan dilakukan komunikasi dengan Dinas Perdagangan dan pemda. Lalu, masalah harga singkong yang jatuh di Lamtim solusinya bahwa regulasi dari Mentan sudah tur ke Pamendag.

 

"Jadi harus lakukan pembatasan seperti komoditas lainnya karena ini persoalan puluhan tahun. Kita ini baru menata dan sudah menunjukkan hasil positif. Jadi empat komunitas itu udah tidak impor tetapi malah ekspor keenam negara. Jadi untuk singkong akan diatur dan Kementan sudah rapat maraton dengan Menteri Perdagangan.

 

"Terkait tersumbatnya penyaluran pupuk itu adalah persoalan distributor kalau tidak ada perubahan seminggu kami cabut izin distributor dan diganti dengan yang baru, karena sudah ada 40 orang diberikan sanksi karena main-main di sektor pangan," tegasnya. (bro)

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


Dewan Pers Sebut Komite Publisher Rights Baka ...

MOMENTUM, Bandarlampung--Dalam waktu enam bulan terhitung sejak d ...


Perpres Publisher Rights Diterbitkan untuk Me ...

MOMENTUM, Bandarlampung--Kementerian Komunikasi dan Informatika R ...


PWI Lampung Matangkan Persiapan Diskusi dan B ...

MOMENTUM, Bandarlampung -- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lam ...


Angkutan Lebaran 2024, ASDP Bakauheni Siapkan ...

MOMENTUM, Bakauheni--PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Bak ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com