Harianmomentum.com--Menteri Pertanian (Mentan) Andri Arman Sulaiman
menghadiri panen raya padi di Desa Mandalasari Kecamatan Matarambaru Lampung
Timur, Jumat (10/11).
Bupati Lamtim Chusnunia
mengatakan arah pembangunan diharapkan mempertahankan swasembada beras dan
sarana diperhatikan.
“Sehingga nantinya tanaman subur
produksi melimpah akan tidak maksimal bila tak diimbangi kesejahteraan petani.
Potensi pertanian Lamtim cukup besar," kata bupati.
Kemudian, bupati berharap
perhatiannya bahwa Mentan konsen bukan hanya tingkat produksi atau swasembada,
tetapi semua dipikirkan termasuk bantuan ke petani.
"Selain gapoktan, ada yakni
dari masyarakat petani organik semakin lama semakin banyak dan berkelanjutan.
Khusus petani organik akan kami bahas raperdanya sama DPRD. Terima kasih ini
sangat memompa kami dalam meningkatkan produksi petani," ungkapnya.
Sekprov Lampung Sutono
menyatakan, sektor pertanian sudah teruji bahkan pemda mendorong masyarakat
untuk meningkatkan produksi pertanian melalui berbagai program.
"Tentunya penguatan penyuluh
dapat optimalisasi untuk mendampingi petani. Gubernur membuat pertanian harus
kuat, kelembagaan petani kuat, inilah bagian penting yang kita lakukan, kami
minta bupati dan walikota memperkuat kelembagaan petani," ujarnya.
Kemudian, Mentan bersama Sekprov,
Bupati Lamtim, Danrem 043 Garuda Hitam, dan Irwasum Polda menyerahkan bantuan
kepada perwakilan petani berupa mesin hand tractor, tractor roda empat, corn
combine, combine harvester, rice transplanter, dan pompa air.
Sementara itu, Mentan Andri Arman
Sulaiman menyatakan, bantuan tetap dikirim untuk pertanian walau tidak begitu
banyak karena gubernur dan bupatinya gesit. Sanksi banyak yang meragukan tidak
tidak bisa swasembada.
"Jadi tinggal satu bulan
lagi, In Shaa Allah dan pada tanggal 31 Desember 2017 kita bisa gawungkan
swasembada beras, jagung cabai, dan bawang. Inilah hasilnya kalau kita semua ke
lapangan baik dari TNI, penyuluh, pemerintah, petani dan masyarakat. Tanpa
penyuluh dan babinsa sulit untuk swasembada. Hasilnya sekarang bisa kita
nikmati, dulu kita impor jagung puluhan tahun sebanyak 3,6 juta ton setiap
tahun bahkan rencana 4 juta ton, hari ini enol tidak impor, bahkan negara luar
mau investasi di negara kita dan mereka ingin belajar lima kementerian dari
berbagai negara. Jagung, bawang, beras dan cabai diekspor ke enam negara,"
kata dia.
Menurutnya, apabila hal ini
dilakukan terus menerus akan terjadi ekspor karena regulasi yang tepat.
"Kedepan bawang putih, kedelai dan gula kita kejar satu persatu. Karena
mimpi tahun 2045 kami berharap Indonesia menjadi lumbung pangan dunia. Ini
kerja semua dan merah putih ingin kita kibarian di seantero dunia,"
ungkapnya.
Dia menambahkan, beberapa
komoditas trategis tidak impor lagi, seperti bawang beras, jagung dan caba. Ini
perlu disyukuri dan mentunjukan pada dunia bahwa Indonesia mampu memberikan
makan kepada penduduk tanpa impor. Namun, Mentan tidak puas karena ada
komoditas lainnya yang menanti dan perlu diejar di tahun mendatang.
"Solusi Bapak Presiden sudah
dikeluarkan Perpres ada full price untuk harga jagung Rp3.150, bawang Rp15 ribu
kemudian padi dan seterusnya. Presiden minta jangan biarkan petani rugi itu
prinsifnya yang harus dilakukan sehingga kalau untung pasti berproduksi,"
ujarnya.
Untuk SRG yang kurang berjalan
maksimal, kata Mentan, akan dilakukan komunikasi dengan Dinas Perdagangan dan
pemda. Lalu, masalah harga singkong yang jatuh di Lamtim solusinya bahwa
regulasi dari Mentan sudah tur ke Pamendag.
"Jadi harus lakukan
pembatasan seperti komoditas lainnya karena ini persoalan puluhan tahun. Kita
ini baru menata dan sudah menunjukkan hasil positif. Jadi empat komunitas itu
udah tidak impor tetapi malah ekspor keenam negara. Jadi untuk singkong akan
diatur dan Kementan sudah rapat maraton dengan Menteri Perdagangan.
"Terkait tersumbatnya penyaluran pupuk itu adalah persoalan distributor kalau tidak ada perubahan seminggu kami cabut izin distributor dan diganti dengan yang baru, karena sudah ada 40 orang diberikan sanksi karena main-main di sektor pangan," tegasnya. (bro)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com