Harianmomentum-- Gerakan kampanye
hitam yang menghantam Anies Baswedan Sandiaga Uno sangat terstruktur,
sistematis, masif dengan disokong pendanaan yang besar. Jika polisi tidak mampu
mengungkap otak dibalik semua kampanye hitam ini, demokrasi kita sudah lampu
merah.
"Sepanjang
saya ikut pemilu atau pilkada, pilkada DKI putaran kedua ini paling
brutal," tegas Senator Jakarta, Fahira Idris, dalam keterangan persnya, dikutip
RMOL.CO
(Rabu, 5/4).
Fahira mengungkapkan, ditemukannya dua kontainer berisi jutaan brosur kampanye
hitam yang memfitnah Anies-Sandi di sebuah rumah di Jakarta Barat merupakan
bukti bahwa gerakan ini didanai dan terorganisir dengan baik sehingga
seharusnya bukan menjadi hal yang sulit bagi polisi untuk segera mengungkapnya.
"Belum lagi kalau kita bicara soal pemasangan spanduk-spanduk fitnah
terhadap Anies-Sandi di ratusan titik di seluruh wilayah Jakarta yang harusnya
bisa dilacak lewat CCTV serta puluhan fitnah lainnnya yang menghantam pasangan
ini terutama di media sosial," ucapnya.
Menurutnya, aksi kampanye hitam yang terjadi berulang-ulang ini menandakan para
pelakunya tidak perduli bahwa tindakan mereka ini akan berurusan dengan pihak
kepolisian dan akan ada konsekuensi hukum yang mereka terima jika mereka
tertangkap. Tentunya aksi kampanye hitam yang berulang-ulang ini bentuk
pelecehan terhadap hukum dan aparat penegak hukum kita.
Bagi Fahira, selain KPU, Bawaslu, dan DKPP, Kepolisian adalah salah satu pilar
utama untuk menjaga demokrasi di Indonesia tetap berada di jalurnya. Demokrasi
tanpa penegakan hukum tidak akan ada gunanya karena pasti akan melahirkan
keresahan dan kekacuan di dalam masyarakat.
"Mudah-mudahan saya keliru, tetapi amatan saya polisi kurang greget untuk
mengungkap pidana pemilu ini, tidak seperti penanganan kasus lain, misalnya
dugaan makar," katanya membandingkan.
Padahal dampak kerusakan dari kampenye hitam luar bisa jika tidak segera
ditangani secara serius.
"Namun, saya optimis, dengan kemampuannya yang luar biasa, polisi mampu
mengungkapkan otak dibalik semua kampanye hitam ini sebelum 19 April, karena
semua bukti fisik sudah terpampang nyata," pungkas Fahira. (Red)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com