Harianmomentum.com--Anak petani harus lebih pintar dalam mengelola lahan pertanian, sehingga memerlukan pendidikan yang lebih tinggi guna mencapai tujuan tersebut.

Hal tersebut disampaikan Calon Gubernur (Cagub) nomor urut tiga Arinal Djunaidi, di Bandarlampung, Selasa (6/3).

"Demi kemajuan pertanian, saya mengajak anak petani untuk memprioritaskan pendidikan. Untuk itu, saya akan memaksimalkan peluang anak petani meraih program beasiswa pendidikan," ujarnya.

Dengan berpendidikan tinggi, kata Arinal, anak petani dapat mengelola lahan pertanian dengan baik, sehingga hasilnya pun maksimal, dan pertanian Lampung menjadi lebih maju.

"Kita akan memprioritaskan anak petani untuk mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi, seperti Universitas Lampung (Unila), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Gajah Mada (UGM)," kata Arinal Djunaidi, Cagub Provinsi Lampung itu.

Ia melanjutkan, pendidikan bagi anak petani harus menjadi prioritas pemerintah daerah. Selain mayoritas penduduknya petani, Lampung juga merupakan lumbung pangan nasional.

Cagub Lampung nomor urut tiga yang berpasangan dengan calon Wakil Gubernur Chusnunia Chalim mengungkapkan, sebagai lumbung padi nasional, Lampung harus menyiapkan beberapa hal dan salah satunya adalah ahli yang tentunya harus warga setempat.

Menurut dia, anak muda inilah penerus bangsa yang harus sadar akan tanggungjawabnya atas kemajuan daerahnya.

Ia juga menekankan agar petani tidak mejual lahannya. "Biarkan anaknya yang melajutkan dengan mempunyai pendidikan mumpuni. Kita sekolahkan mereka dan kembali ke Lampung untuk mengembangkan sektor pertanian di wilayah ini," kata Cagub Lampung itu.

Ia juga menyebutkan, menyiapkan Kartu Petani Berjaya serta masih mendorong agar anak-anak petani menjadi cerdas dan meraih gelar sarjana di perguruan tinggi.

"Yang ingin mendapatkan beasiswa pertanian, kita utamakan anak petani yang khususnya menekuni bidang pertanian," ucapnya. Program beasiswa bagi anak petani berprestasi dari keluarga tidak mampu.

Ia mengharapkan, setelah lulus mereka mempraktikkan ilmunya di daerah asal, tidak perlu ke luar Lampung untuk mengaplikasikannya.

Program ini diharapkan dapat membantu program percepatan pembangunan pertanian dan mewujudkan Lampung sebagai lumbung padi nasional. (rls/red)