Harianmomentum--Lembaga Bantuan Hukum(LBH) dan Jaringan Advokasi Anak dan
Perempuan Bandarlampung mendesak kepolisian mengusut tuntas kasus tewasnya lima
terduga pelaku begal.
Direktur LBH
Bandarlampung Alfian Sitiadi mengatakan ada kejanggalan dalam kasus penembakan
yang dilakukan polisi terhadap kelima terduga begal itu.
"Sepertinya ada penyiksaan
yang dilakukan oleh aparat kepolisian," kata Alfian saat jumpa pers di
kantor LBH tersebut, Selasa (18/4).
Menurut Alfian,
pihaknya telah melaluka penyelidikan ke Jabung (tempat tinggal para
terduga pelaku begal) juga ke sekolah mereka.
Hasilnya, LBH
Bandarlampung menemukan fakta dan informasi, para terduga begal itu adalah
anak- anak yang berprilaku baik dan tidak pernah terlibat tindak kejahatan apa
pun.
"Temen-teman
sekolah mereka, bahkan ada yang sampai menmbuatkan miniatur kuburan untuk
mengenang para terduga begal itu, " ungkapnya.
LBH Bandarlampung,
berharap kasus ini dapat diusut sampai tuntas. “Kalau memang ada kesalahan
prosedur penangkapan, maka harus diproses secara hukum, karena negara kita
adalah negara hukum. Jangan sampai hukum tumpul keatas, tajam
kebawah," tegasnya.
Di tempat sama, Zainal
tokoh pemuda Jabung yang mewakili keluarga para terduga begal dan organisasi
kemasyarakatan Ikatan Jabung Sai (IJS), menyayangkan tindakan aparat kepolisian
terhadap kelima terduga begal tersebut.
Dia menduga pihak
kepolisian terlalu berlebihan dalam proses penangkapan. Zainal juga yakin
kelima terduga begal itu ditangkap dalam keadaan hidup dan sempat diinterogasi
oleh polisi, bukan ditembak mati secara langsung saat proses pengejaran
(penangkapan) seperti yang diberitakan.
"Kami atas nama
keluarga berharap kasus ini diusut tuntas dan agar dapat mengembalikan citra
Kecamatan Jabung yang selama ini dipandang negatif,” kata Zainal. Jumpa
pers tersebut juga dihadiri kelima orang tua para terduga begal.
Diberitakan
sebelumnya, Tim Khusus Anti Bandit Kepolisian Resor Kota Bandarlampung
menembak mati lima terduga pelaku begal motor.
Menurut polisi, kelima
terduga pelaku begal itu ditembak, karena melakukan perlawanan saat
hendak ditangkap. Sejumlah oknum polisi juga sempat berfoto selfie dengan lima
jenazah terduga begal itu. (adw/mnz)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com