Harianmomentum--Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Teguh Santosa
meminta media konvesional untuk ikut memerangi pemberitaan bohong atau hoax.
"Media
konvesional berperan dalam menemukan kebenaran dibalik terjadinya suatu
peristiwa," kata dia dalam diskusi publik, Tantangan Pers News or Hoax di
Swiss-BellHotel, Rabu (26/4).
Hal tersebut, menurut
dia, dapat dilakukan dengan mengkategorikan pemberitaan sebagai news atau hoax.
"Arus deras
informasi dewasa ini menjadi kendala dalam memverifikasi satu persatu informasi
yang beredar. Akibatnya hoax dan ujaran kebencian leluasa bertebaran di tengah
masyarakat," ujar Teguh.
Ia menuturkan salah
satu kewajiban wartawan dan media adalah selalu melakukan konfirmasi terhadap
informasi yang diterima.
"Jangan
disebarkan kabar yang belum pasti kebenarannya. Sebaliknya lakukan konfirmasi
terlebih dahulu," katanya.
Penyebaran hoax di
Indonesia kerap menjadi masalah yang tidak dapat diatasi lantaran hoax menyebar
luas dengan sangat cepat melalui media sosial.
"Di China, ada
Weibo, bahkan Korea Selatan yang terkenal tertutup saja mampu membangun media
sosial. Ke depan besar harapan agar Indonesia juga bisa membuat platform
sendiri. Agar pasarnya tidak selalu dinikmati perusahaan luar," tuturnya.
Teguh mengungkapkan
kerap menerima informasi yang belum jelas kebenarannya. "Langkah yang
dilakukan adalah meneruskan ke pimpinan redaksi dan redaktur pelaksana, agar
informasi tersebut ditindaklanjuti dan dikonfirmasi," ujar dia.
Alternatif lain yang
dapat dipilih, ia melanjutkan, dengan menciptakan platform media sosial
sendiri, tujuannya guna menjaga penyebaran informasi agar tidak merugikan
kondisi nasional.(Ira)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com