Harianmomentum.com--Keindahan
alam dan pantai serta kekayaan budaya yang dimiliki, membuat Kabupaten Pesisir
Barat berpeluang menjadi salha daerah tujuan wisata utama di Provinsi Lampung,
bahkan nasional.
Sebagai daerah otonom,
Pesisir Barat merupakan kabupaten bungsu di Provinsi Lampung. Secara resmi
menjadi menjadi kabupaten pada 25 Oktober 2012. Berdasarkan UU No. 22 Tahun
2012, Persisir Barat tidak lagi menjadi bagian wilayah Kabupaten Lampung Barat.
Perjalanan yang ditempuh
para penggagas dan tokoh masyarakat setempat untuk memisahkan diri dari Lampung
Barat, membutuhkan waktu sekitar tujuh tahun. Dimulai dengan pembentukan
Panitia Persiapan Pembentukan Kabupaten Pesisir Barat pada 20 Februari 2015.
Rencana pembentukan kabupaten yang berpusat di Krui itu, memperoleh respon positif dari masyarakat luas. Banyak media, koran maupun elektronik, yang menurunkan liputan tentang rencana pembentukan daerah otonomi baru itu. Seminar dan kajian juga banyak dilakukan kalangan akademisi maupun masyarakat umum.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi bersama Bupati Pesisir Agus Istiqlal menuju lokasi pembukaan kejuaraan surfing internasional Krui Pro 2018. Foto:ist
Mendapat dukungan dan
respon positif dari berbagai pihak, memacu semangat Panitia Persiapan
Pembentukan Kabupaten Pesisir Barat. Panitia bergerak cepat dan dalam waktu
relatif singkat, berhasil memenuhi persyaratan, baik teknis maupun
administratif sesuai UU No. 32/2004 dan PP No. 129/2000.
Termasuk dukungan dari
DPRD Lampung Barat, persetujuan dari Bupati Lambar Erwin Nizar dan. Persetujuan
serupa juga diperoleh dari DPRD Provinsi Lampung dan Gubernur Sjachroedin ZP.
Perjuangan itu akhirnya
membuahkan hasil. Kabupaten dengan wilayah 2.445,89 km² ini memiliki penduduk
449,345 jiwa, ini menjadi kabupaten dengan disahkannya UU No. 22 Tahun 2012.
Kherlani dilantik menjadi Penjabat Bupati Pesisir Barat, Provinsi Lampung.
Ketika berdiri,
kabupaten yang berada di pesisir barat Lampung itu, mencakup 11 kecamatan yaitu
Belimbing, Bengkunat, Ngambur, Pesisir Selatan, Krui Selatan, Pesisir Tengah,
Waykrui, Karyapenggawa, Pesisir Utara, Lemong, dan Pulau Pisang.
Krui yang menjadi pusat
pemerintahan Kabupaten Pesisir Barat, dikenal memiliki pantai berpasir putih
dengan panorama yang indah. Setiap tahun ratusan bahkan ribuan turis datang ke
sana.
Pantai Krui menjadi
incaran peselancar karena ombaknya disebut-sebut terbaik ketiga di dunia.
Lautnya juga menantang bagi para pemancing karena di sana banyak ikan blue
marlin.
Pemerintah Pesisir Barat
yang kini dipimpin Bupati Agus Istiqlal dan wakil bupati Erlina menjadikan
pariwisata sebagai sektor unggulan dalam membangun perekonomian daerah.
Kebijakan itu sejalan
dengan era pariwisata yang kini menjadi andalan utama bagi kemajuan
perekonomian di banyak negara. Pariwisata kini menjadi andalan penghasil
devisa. Banyaknya wisatawan yang berkunjung, akan mendongkrak perekonomian dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Karena itulah,
Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat semakin giat membangun pariwisata. Sarana
dan prasarana pariwisata, juga penunjangnya, terus dibenahi. Seperti pelabuhan
dan kapal angkutan wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Pisang. Penerangan
listrik PLN dan telekomunikasi juga sudah menjangkau wilayah itu.
Sensasi yang ditawarkan, wisatawan bisa `bersilaturahmi` dengan puluhan lumba-lumba yang setia menemani wisatawan dalam perjalanan menuju Pulau Pisang. Setelah sekitar setengah jam perjalanan laut, pantai berpasir putih bersih, menyambut kehadiran para pelancon.
Pantai Pulau Pisang Kabupaten Pesisir Barat. Foto: Krui Motret
Selain itu, pemerintah
setempat juga mendorong aparaturnya untuk bisa bersama-sama memiliki semangat
membangun pariwisata. Dengan cara, antara lain, melakukan rapat kerja di Pulau
Pisang.
Sementara untuk
meningkatkan berkunjung wisatawan, Pemerintah Pesisir Barat menggelar berbagai
even yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Baik berupa kesenian dan
budaya tradisional, pemilihan muli mekhanai sebagai duta wisata, dan kegiatan
lain yang melibatkan pelajar.
Di antara even yang
menarik perhatian masyarakat luas adalah Parade 1001 Bebai Nyucun Pahar
(perempuan menjunjung nampan). Pagelaran tradisi masyarakat setempat ini,
belangsung meriah dan membuat jalan-jalan protokol di pusat kota Pesisir Barat
dipenuhi warga.
Parade Bebai Nyucun
Pahar pertama yang digelar pada Jumat, 15 April 2016, mulai pukul 13.00 WIB,
ini bahkan tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
MURI bahkan menyebut
parade itu bukan hanya memecahkan rekor Indonesia, tetapi rekor dunia.
"Dengan berat hati, Tim MURI bukan hanya memberikan predikat rekor
Indonesia, melainkan rekor dunia," ujar Triono, dari Tim MURI pada
pemberian penghargaan itu.
Menurut dia, parade ibu-ibu nyuncun pahar ini hanya ada di Krui dan satu satunya yang memiliki budaya ini hanya ada di Pesisir Barat. "Ini budaya satu-satunya di dunia," katanya, yang disambut gemuruh tepuk tangan ribuan pengunjung.
Festival budaya di Kabupaten Pesisir Barat. Foto: ist
Triono mengatakan, Tim
MURI sengaja datang ke Pesisir Barat untuk menghitung jumlah bebai (perempuan)
yang menyuncun (menjunjung) pahar (nampan tradisonal), untuk melakukan
penilaian apakah parade budaya tersebut masuk rekor MURI atau tidak.
Selain even budaya
lokal, Pemerintah Pesisir Barat memaksimalkan keunggulan pantai Krui yang
disebut-sebut memiliki ombak terbaik ketiga di dunia yang cocok untuk olahraga
selancar.
Di antara dengan
menggelar Lomba surfing Internasional Krui Pro. Even yang digelar pada 14-16
April 2017, diikuti 71 peselancar berkelas dunia yang berasal dari berbagai
negara.
"Dari keseluruhan
peserta lomba, 51 peselancar berasal dari beberapa negara yang memiliki
peselancar kelas dunia seperti Australia, Brasil, Selandia Baru, Korea Selatan,
Yunani, Amerika Serikat, Jepang dan Hawai. Sisanya peselancar tuan rumah Indonesia,"
kata Bupati Pesisir Barat, Agus Istiqlal kepada media di Bandarlampung
menjelang lomba.
Menurut Agus, event itu
digelar Pemda Pesisir Barat bekerja sama dengan Kemenpar dengan World Surf
League (WSL) dan Asian Surfing Championship (ASC) serta Persatuan Selancar
Ombak Indonesia (PSOI).
Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, Ratna Suranti, menyebut kegiatan itu bagian dari strategi marketing dan mempromosikan pantai Tanjung Setia yang dinilai sempurna karena ketinggian ombaknya mencapai tujuh meter dan panjang mencapai 200 meter.
Salah satu lokasi surfing di Kabupaten Pesisir Barat. Foto: ist
"Ini merupakan new
area, destinasi baru wisata, pantai yang memiliki ombak terbaik bagi peselancar
sepanjang musim. Kita akan terus meng eksplore dan mempromosikan area ini
menjadi surga bagi peselancar yang berkelas dunia," katanya.
Bupati Agus Istiqlal
mengatakan, even itu menjadi semacam uji coba bagi Pesisir Barat yang akan
menjadi lokasi Surfing ASIAN Games XVIII Tahun 2018 pada 18 Agustus 2018 - 2
September 2018.
Dengan menjadi tempat
pesta olahraga negara-negara Asia, maka Pesisir Barat tidak akan lama lagi
menjadi `Bali-nya` Provinsi Lampung.
Sedikit catatan yang harus diperhatikan Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat, antara lain, tegaknya peraturan tentang larangan mendirikan bangunan 20 meter dari tepi pantai.
Jika tidak diantisipasi
sejak dini, bukan tidak mungkin, akan muncul persoalan baru yang justru
menghambat pengembangan pariwisata di Pesisir Barat. (red)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com