MOMENTUM, Gedongtataan--Mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Pesawaran, Matrohupi menilai ada indikasi skenario jahat di tubuh partai besutan Gus Dur ini terutama di wilayah Lampung.
“Saya rasa ada skenario jahat yang tujuannya untuk mengadu domba kader partai untuk membuat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi terpuruk,” tegas Matrohupi kepada harianmomentum.com, Kamis (12-3-2021) malam.
Menurutnya, keputusan yang dibuat DPP PKB mengganti jajaran pengurus DPC PKB hampir di seluruh Lampung, bahkan di beberapa daerah di Pulau Jawa tanpa mempertimbangkan proses kaderisasi dan melihat pengabdian yang sudah dilakukan kader partai di masing-masing wilayah.
“Keputusan dan kebijakan DPP PKB tersebut menyisakan banyak luka serta catatan miring dari para kader,” sesalnya.
Matrohupi juga menyebut setidaknya keputusan muscab mendapat respon penolakan di beberapa wilayah, antara lain di Kabupaten Tanggamus dan Pringsewu.
“Seperti contoh pada Muscab III DPC PKB Kabupaten Pringsewu alih-alih mendapat penghargaan, sosok santri yang dekat dengan keluarga besar Nahdhatul Ulama (NU) yang sudah terbukti kepiawaiannya dalam komunikasi politik dan doa, serta sudah mendudukan kadernya enam kursi di DPRD, Ustadz Taufiq malah digantikan dengan kader lain padahal sudah jelas pengabdian beliau terhadap PKB,” jelasnya.
Lanjutnya, mantan Ketua DPC PKB Kabupaten Tanggamus Azuwansyah yang memiliki rekam jejak yang bagus dalam organisasi bernasib sama dengan Ustadz Taufiq Hidayat posisinya sebagai Ketua digantikan dengan kader PKB yang baru bergabung, Irwandi Suralaga.
“Akhirnya Azuwansyah lengser dari kursi Ketua DPC PKB Pesawaran padahal dia merupakan Kader PMII sekaligus kader PKB militan, pada masa jabatannya DPC PKB mampu memperoleh tujuh kursi di DPRD Tanggamus selain itu, Ia juga berhasil menjadi Anggota DPRD Provinsi Lampung periode 2018-2024, alih-alih mendapatkan reward (penghargaan) dari apa yang sudah Ia lakukan, Ia malah digantikan dengan kader baru,” katanya.
Sementara itu, DPC PKB Kabupaten Pesawaran juga mengalami hal yang sama dengan dua kabupaten tersebut. Matrohupi yang merupakan sosok dengan segudang karir organisai ini digantikan dengan Hanifah yang merupakan orang yang meminta DPW PKB Lampung untuk memecat dirinya.
“Ironisnya, sosok Hanifah merupakan salah satu penyandang dana yang membiayai demontrasi ke DPW PKB pada tahun 2018 lalu, dan yang paling mengejutkan dia adalah sosok yang meminta kepada DPW untuk memecat saya. Hal tersebut diakuinya langsung dihadapan seluruh pengurus PCNU Pesawaran dan PKB Pesawaran saat rapat NU dan Fraksi PKB Pesawaran tahun 2020 lalu,” ujarnya.
“Saya belum menemukan jawaban yang jelas tentang dasar dan pertimbangan apa keputusan itu diambil, seharusnya jika keputusan itu diambil karena AD/ART maka keputusan tersebut tidak sesuat dengan AD/ART PKB,” tambahnya.
Dari hal yang terjadi di tiga kabupaten tersebut, ia menjelaskan kemungkinan Ketua DPW PKB Lampung yang sedang dirundung masalah mulai menempatkan orang-orangnya tanpa memikirkan dampak yang lebih besar terhadap kejayaan dan kebesaran PKB.
Saat disinggung terkait langkah selanjutnya pasca Muscab PKB wilayah setempat, Matrohupi hanya mengatakan untuk menunggu kabar selanjutnya.
"Itu baru edisi perdana, besok ada lagi lanjutannya," katanya melalui pesan Whatsapp. (*)
Laporan: Rifat Arif
Editor: M Furqon.
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com