Harianmomentum.com--Wisata kuliner Paswitan atau Pasar Sawitan di Pekon Pandansari Selatan, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu untuk kedua kalinya digelar pada Minggu (9/12/18). 

Pasar seluas 50 x 50 meter milik kepala pekon setempat dibuka mulai pukul 06.00 Wib. Pasar yang di kelilingi perekbunan kelapa sawit ini pertama dibuka pada Minggu (4/11/18) bulan lalu.

Pada kegiatan yang kedua, Pasar Pawitan masih menyajikan aneka jajanan dan makanan tradisional serta produk home industri. Selain itu, juga digelar berbagai kreasi dari pelajar TK, SD dan SMP warga sekitar. Kegiatan ini mengusung tema global warning.

Kepala Pekon Pandansari Selatan Ngadiran --didampingi Ketua TP-PKK Marleni-- mengatakan ide pembuatan pasar itu terinspirasi sukses Pasar Gruput di jalur dua menuju kompleks kantor Pemkab Pringsewu.

Juga Pasar Nggruduk di Pekon Ambarawa Timur, Kecamatan Ambarawa, Pasar Pring di Kecamatan Adiluih, Pasmami di Kecamatan Gadingrejo serta disejumlah wilayah kecamatan lainnya.

"Namun Paswitan digelar hanya sebulan sekali, setiap awal bulan. Kami masih terus mencari masukan dari warga juga berbagai pihak, rencana dibuka disetiap Minggu pagi,"ujarnya.

Setiap gelaran Paswitan, pihaknya sengaja menyediakan panggung untuk menampilkan kreasi para anak-anak, baik seni tari, drama musikal, solo song dan peragaan busana dengan menggunakan barang bekas.

"Untuk agenda Paswitan yang kedua dengan tema Global Warming ini, Alhamdulillah pedagang dan pengunjung makin ramain. Bahkan pukul 08.30 semua dagangan habis terjual," jelasnya.

Ngadiran menambahkan, luas wilayah Pekon Pandansari Selatan 987 hektar, jumlah penduduk 3.450 jiwa atau 900 Kepala Keluarga. "Mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, juga pengrajin muebeler dari kayu dan bambu juga pengusaha genteng," imbuhnya.

Wakil Bupati Pringsewu H.Fauzi menyambut positif atas digelarnya Pasar Sawitan kendati hanya sebulan sekali. Namun sudah merupakan wujud kepedulian dan inovasi serta kreatifitas baik pamong pekon setempat juga pihak terkait lainnya.

Karena, setidaknya pasti memberi efek positif selain dapat menjadi icon wisata kuliner di pekon setempat dan sekitarnya, juga menambah penghasilan warganya dengan penyajian dagangan panganan dan jajanan yang sehat, juga kerajinan tradisional home industri.

"Saya mengapresiasi dan merespon positif. Semoga ajang ini dapat ditiru oleh pekon (desa) lainnya yang ada di Kabupaten Pringsewu ini," harap Fauzi.

Menurutnya, apalagi pada pasar sawitan itu selalu diselipi dengan tema yang berbeda dan di isi hiburan merupakan kreatifitas seni dan budaya dari para pelajar TK, SD dan SMP.

"Saya yakin bila Paswitan ini terus dikelola secara baik dan profesional, selain menguntungkan semua pihak juga menambah ilmu dan wawasan kususnya para pelajar setempat sesuai dengan tema kegiatan," ujar Fauzi.

Ketua pelaksana Surip Waluyo menambahkan, Paswitan yang kedua ini mengambil tema Global Warming. Tujuannya mendidik pelajar yang merupakan binaan dari 12 Fasilitator yang ada, TP-PKK, dan Bina Keluarga Remaja (BKR) Pekon Pandansari Selatan.

Global warming berdampak terhadap perubahan iklim yang mengganggu kehidupan makhluk hidup. Terjadinya fenomena perpindahan musim yang terlambat, kekeringan, perubahan suhu yang ekstrem.

Maka mulai sekarang bagaimana cara mengatasi global warming agar tidak berkelanjutan dan membuat semakin parah. "Banyak sekali cara yang kita bisa lakukan untuk mengurangi efek dari global warming agar tidak semakin parah," ungkap Surip Waluyo.(lis).