MOMENTUM, Bandarlampung--Perkembangan teknologi yang begitu pesat mempengaruhi cara kerja jurnalistik. 

Karena itu, setiap insan pers dituntut mampu beradaptasi lingkungannya. Jika tida mereka akan ketinggalan zaman.

Hal itu dikatakan oleh Komisi Pendidikan PWI Pusat Hendro Basuki, saat menjadi pemateri Safari Jurnalistik 2019 Safari Jurnalistik.

Safari Jurnalistik merupakan program kerjasama PWI Pusat dan PT Astra untuk meningkatkan profesionalisme kinerja wartawan.

Kegiatan bertempat di Gedung Serbaguna PTPN VII, Kedaton, Bandarlampung, Kamis (21-11-2019).

"Kita dituntut mampu menghadapi gempuran zaman dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat," kata Hendro dalam pemaparannya.

Dia menuturkan, dahulu seorang jurnalis bekerja dengan menggunakan mesin tik. 

"Dulu banyak orang yang malas berpindah dari mesin ketik ke komputer, karena dinilai ribet atau tidak praktis," tuturnya.

Pada akhirnya, mau tidak mau perkembangan teknologi tersebut harus diikuti. 

"Dulu kita cari berita hari ini, dicetak besok. Tapi tidak sekarang. Kalau kita masih mengikuti pola yang dahulu, ketinggalan namanya," ungkapnya.

Menurut dia, perubahan zaman dengan teknologi elektronik yang begitu pesat juga mempengaruhi angka kematian saat kelahiran.

"Dulu tahun 1900, dari perseribu kelahiran yang meninggal 100. Tetapi karena sentuhan teknologi, pada tahun 2000 keatas angka kematian saat kelahiran hampir menyentuh angka nol," katanya.

Selain itu, perkembangan teknologi juga mempengaruhi harapan hidup. Dia menyebut, pada tahun 1820 angka harapan hidup rata-rata mencapai 26 tahun.

"Kemudian pada tahun 1900 angka kehidupan rata-rata sekitar 31 tahun, lalu 1950 angka kehidupan naik menjadi 49 tahun, serta pada tahun 2010 sekitar 67 tahun," paparnya.(vaw/acw)