Harianmomentum--Isu PKI nyamber sana sini.
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid jadi salah satu tokoh yang kesamber hoax soal
ini. Bapak politikus senior PKS ini ini dituding sebagai anggota
PKI. Jelas Hidayat membantah.
Fitnah ini menyebar lewat
meme dan foto-foto bergambar Hidayat dengan bumbu tulisan "Hidayat Nur
Wahid kelahiran Klaten, di mana di daerah tersebut mayoritasnya adalah PKI, dan
ayahnya Hidayat Nur Wahid adalah PKI, apakah Hidayat Nur Wahid itu PKI?"
Entah akun siapa yang pertama kali menyebarkan foto dan meme
ini. Yang jelas, di Instagram dan Twitter, fitnah dan hoax kepada alumni Pondok
Pesantren Gontor, Jawa Timur ini bertebaran seharian kemarin.
Menanggapi fitnah ini, Hidayat membantah. Baginya, ini fitnah
yang keji dan basi. Sebab, fitnah serupa pernah terjadi pada tahun 2009. Kala
itu ayahnya disebut sebagai antek PKI karena lahir di Klaten, Jawa Tengah, yang
memang dikenal sebagai basis PKI.
"Fitnah yang basi dan didaur ulang. Pernah ramai sebelum
penetapan Capres dan Cawapres 2009. Muncul lagi ini fitnah, ujaran kebencian,
penyebaran berita bohong," ujar Hidayat dalam perbincangan via whatsapp.
Diterangkan Hidayat, keluarga besarnya adalah pengurus Ormas
Islam Muhammadiyah di Klaten. Selain itu, ayahnya seorang PNS, yakni guru sejak
tahun 1965 hingga pensiun pada tahun 1980-an.
"Jadi kalau beliau adalah PKI, tidak mungkin bisa jadi
PNS setelah tahun 1966. Beliau itu jadi guru SD sampai jadi guru SPG, dan tidak
pernah beliau mendapatkan sanksi hukum dari pemerintah karena keterlibatan
beliau dalam PKI. Tegas saya katakan bahwa beliau dan saya bukanlah keluarga
PKI," tegasnya.
Sejauh ini, dia masih belum akan melaporkan fitnah tesebut
kepada polisi. Namun, selain memfitnah dirinya, penyebar berita bohong itu juga
memfitnah Kabupaten Klaten. Sebab, Klaten merupakan wilayah dengan penduduk
mayoritas muslim. "Soal ini juga fitnah besar, karena Klaten mayoritas
muslim. Ada PKI, tapi mayoritas muslim. Jadi ini adalah tindakan yang memenuhi
aturan untuk diadukan," katanya.
Namun, dia memberi kesempatan agar pelaku fitnah melakukan
klarifikasi dan meminta maaf. "Saya mendoakan agar pelaku bertaubat dan
meminta maaf, mengkoreksi pernyataan tersebut. Kalau itu dilakukan, kami akan
pertimbangkan sisi kemanusiaan. Tapi kalau tetap ngotot, dia menantang hukum
dan akan segera kita laporkan ke polisi," ungkap pria kelahiran Prambanan,
Klaten, April 1960 ini.
Meski sudah dibantah, di Twitter, sejumlah akun masih belum
percaya. Tweeps dengan akun @jaya_bemol malah seolah membenarkan.
"Hahahaaaa Jatinom Klaten gudangnya PKI," kicau dia serupa dengan
tantangan @ PapaeFiska. "Tes DNA. Wani???" tantangnya.
Netizen lain seperti @Arifngk malah membalikkan pertanyaan.
"Gak enak kan dituduh PKI? Makanya rakyatmu juga jangan hobby nuduh orang
lain PKI," kicau dia diamini @ ismade67. "Difitnah itu memang membuat
tidak nyaman."
Netizen lain berbondong-bondong membela Hidayat. Bagaimana
mungkin lulusan Gontor, kader partai kanan berbasis Islam, ustad sekaligus
murabbi (mentor) dari banyak kadermuslim scholar ini keturunan PKI.
"Hoax bung.....bohong...dan fitnah....tidak ada darah
PKI ditubuh @hnurwahid," bela@gober3 disambut @sakti00sakti.
"Ust@hnurwahid lulusan terbaik Ponpes Gontor, bahkan anak beliau yang baru
lulus juga menjadi lulusan terbaik Gontor. Kalo fitnah mbok cerdas dikit."
Tweeps @NetizenTofa menguatkan. "Ortu Pak @hnurwahid
sudah pada tahu sebagai Pimpinan @muhammadiyah di Klaten. Tempat kelahiran
saya. Ada aja fitnah ya," tulisnya. @putra_yuszaryang juga sedih dengan
fitnah ini. "@hnurwahidassalamu’alaikum Pak, ini nemu di instagram sungguh
sangat keji."
Beberapa yang lain meminta Hidayat melaporkan ini. "Biar
ga seenaknya buat fitnah, tapi bakal diproses ga ya?" cuit@maradewi71.
Lewat sejumlah Twitnya, Hidayat juga beberapa kali menjawab
fitnah keji ini. "Kalo fitnah mbok cerdas dikit. Saya & anak saya
hanya 1 dari puluhan ribu alumni Gontor, pesantren korban pemberontakan PKI
tahun 1948," kicaunya @hnurwahid.
"Alhamdulilah & trims. Ayah (juga Kakek) saya bukan
PKI, tapi pimp@ muhammadiyah di Klaten. Semoga Allah karuniakan taubat &
hidayah bagi pemfitnah," doa Hidayat.
Netizen lain pun mengamini dan percaya dengan Hidayat.
"Kami percaya dengan ustadz@hnurwahid,sebaiknya pacingan kayak gini gak
usah ditanggapi," saran@WarismanWong serupa dengan@BirTweet1. "Itu
akun sandiwara saja Pak. Nggak usah digubris. Hanya untuk ngompor saja." (rmol)