Harianmomentum.com--Universitas Lampung (Unila) terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu itu dilakukan dalam banyak aspek, salah satunya melalui pembenahan metode perkuliahan.
Terkait hal tersebut Unila menggelar acara Workshop Sistem Pengembangan Inovasi Pembelajaran (Spada). Kegiatan berlanngsungdi Hotel Whiz Prime, Badarlampung, Kamis hingga Sabtu (6-8/9/2018).
Rektor Unila, Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan metodelogi pembelajaran. Sehingga, sistem pembelajaran yang dilakukan dosen terhadap mahasiswa dapat mengikuti perkembangan zaman.
“Dengan munculnya revolusi industri 4.0 (berbasis komputerisasi), kita akan berhadapan dengan pengembangan literasi data aplikasi digital. Hal ini menjadi tantangan yang luar biasa untuk kita. Untuk itu, kita harus bisa menyediakan berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman,” kata Hasriadi.
Rangga Firdaus menyampaikan materi pada workshop pengembangan inovasi pembelajaran yang diselenggarakan Universitas Lampung
Menurut dia, kedepan akan ada universitas berbasis tekhnologi yang metode pembelajarannya tidak lagi di gedung perkuliahan.
“Nanti akan ada universitas yang tidak punya kampus, tapi mutunya paling bagus. Mengapa demikian, karena dia dapat membuat mata kuliah-mata kuliah secara online,” ungkapnya.
Untuk itu Hasriadi berharap, setiap perguruan tinggi dapat mengikuiti perkembangan zaman, sehingga metode perkuliahan yang diterapkannya tidak ketinggalan.
“Kalaulah perguruan tinggi tidak ikut dalam proses zaman industri 4.0, maka universitas-universitas itu akan ditinggalkan,” ucapnya.
Peserta dan pemateri Workshop Sistem Pengembangan Inovasi Pembelajaran (Spada) Univesitas Lampung
Hal senada dikatakan Wakil RektorBidang Akademik Prof. Dr. Ir. Bujang Rahman. Menurut dia, workshop tersebut adalah salah satu program Unila dalam mengimplementasikan era industri 4.0.
“Saat ini kita tidak dapat melepaskan pola pembelajaran dengan tekhnologi, baik tekhnologi informasi maupun tekhnologi digital lainnya,” kata Bujung Rahman pada harianmomentum.com.
Dia melanjutkan, workshop tersebut sengaja diadakan guna merubah pola pikir dosen dalam proses akademik.
“Pada kegiatan ini, kita akan melakukan perubahan paradikma secara akademik. Sehingga, pembelajaran tidak dilakukan hanya dengan satu cara, tetapi dengan banyak cara. Jadi kedepannya, pola pembelajaran bisa memanfaatkan sumber dan referensi dari mana pun,” paparnya.
Dia optimistis, pola pembelajaran berbasis tekhnologi digital akan menjadi budaya di Unila.
Wakil Rekor Unila Bidang Akademik Prof. Bujang Rahman memaparkan materi pada workshop sistem pengembangan inovasi pembelajaran
“Kalau pola pembelajaran dengan tekhnologi ini sudah membudaya, saya rasa tidak perlu lagi diadakan workshop, karena semuanya sudah terbiasa,” jelasnya.
Ketua panitia kegitan tersebut Dr. Pujiati mengatakan, pihaknya mengahadirkan empat nara sumber dalam workshop itu: Prof. Dr. Ir. Bujang Rahmad, Rangga Firdaus, Gigih Fordanama, dan Maizano Ardhi.
“Acara ini berlangsung selama tiga hari dan di ikuti 35 orang dosen dari kampus Unila,” kata Pujiati yang juga menjabat Kepala Pusat kurikulum dan Pengembangan Pembelajaran (PKPP) LP3M Unila itu. (adv)