Harianmomentum.com--Sekitar 30 persen pembenihan udang(hatchery) di Lampung Selatan rusak parah akibat bencana tsunami. Pemerintah diharapkan turun tangan, membantu merevitalisasi hatchery.
Ketua Asosiasi Pembenihan Udang (APU) Lampung Selatan (Lamsel) Waiso menyebutkan, dari 86 hatcery yang porak poranda, sekitar 30 persen kondisinya rata dengan tanah.
"Dibutuhkan waktu lama untuk bisa memulihkan kondisi tersebut menjadi kembali normal," ujar Waiso, bersama koordinator humasnya Polman Siregar saat konferensi pers di Balai Wartwan PWI Lamsel, Rabu (9-1-19).
Disebutkan, dari 133 hatchery sebelumnya dapat memproduksi sekitar 300 juta benih udang (benur) per bulan, baik udang windu maupun vannamei. Pascatsunami, produksi benur menurun hingga 75 persen dari total produksi udang Lampung.
Untuk itu, APU Lampung Selatan mengharapkan bantuan pemerintah, baik daerah maupun pusat, untuk segera melakukan revitalisasi guna memulihkan kondisi yang ada, sehingga bisa berproduksi kembali, harap Waiso.
Lampung merupakan sentral produksi udang, komoditas ekspor terbesar di Indonesia yang dapat menghasilkan devisa negara. Banyak hal yang diharapkan oleh pelaku usaha pembenih udang di Lamsel agar dapat memproduksi benur kembali.
Bantuan yang diharapkan dari pemerintah, antara lain pengadaan bengkel berjalan untuk memperbaiki sarana produksi yang rusak seperti, dinamo, genset, blower, pompa air laut dan tawar, jaringan perpipaan.
Juga, bantuan pengadaan sarana produksi yang hilang tersapu ombak tsunami saat terjadi bencana , dan bantuan modal baik bantuan permodalan atau tunai maupun pinjaman tanpa bunga bagi para pelaku usaha yang kondisi hatcery nya hancur total, ungkapnya. (alp).
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com