Harianmomentum.com--Pemilu 2019 semakin dekat. Banyak berita bohong (hoaks) yang tersebar di dunia maya.
Kelompok masyarakat berusia 40 tahun ke atas paling rentan menjadi korban penyebaran hoaks. Sebaliknya, kaum muda atau disebut milenial mampu menanggkalnya dengan baik.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Dewan Pakar Mappilu-PWI Pusat, Ferry Kurnia Rizkiyansyah saat Diskusi Publik di Balai Wartawan Solfian Ahmad, Selasa (26-2-2019).
"Kaum milenial mampu menangkal hoaks dengan baik. Sebab, saat mendapat informasi dari media sosial (medsos) mereka mengecek dulu, verifikasi, baru menyebarkannya (ser)" ungkap Ferry.
Sementara, sambung dia, kelompok baby-boomers, yang di atas 40 tahun, malah rawan terkait fenomena hoaks.
"Saat ini hoaks banyak berkembang di tengah-tengah baby-boomers, kelompok di atas 40 tahun. Karena saat mereka dapat informasi, langsung saja di ser tanpa mengecek kebenarannya terlebih dahulu," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini peranan media mainstream mulai tersisihkan.
"Dulu, media mainstream menjadi rujukan. Tapi fenomena saat ini, medsos yang belum jelas kebenarannya malah dijadikan rujuakan," ungkapnya.
Untuk itu, dengan dibentuknya Masyarakat dan Pers Pemantau Pemilu (Mappilu) di berbagai wilayah dapat menangkal menyebaran hoaks, khususnya terkait isu-isu Pemilu 2019.
"Mappilu harus mampu berperan serta dalam menangkal hoaks. Sebab, didalamnya banyak jurnalis yang notabennya adalah penyebar informasi pubkik yang benar," terangnya.(acw)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com