Lakon Palguna Palgunadi Nasehat untuk Calon Pemimpin

Tanggal 30 Jun 2017 - Laporan - 4599 Views
Persiapan pagelaran wayang kulit sosialisasi Bakal Calon Gubernur Lampung Arinal Djunaidi

Harianmomentum--Malama ini (Jumat 30/6) pagelaran group wayang Satria Laras pimpinan Dalang Kondang Ki Ethus Susmono akan mengetengahkan lakon (cerita) Palguna Palgunadi.

Pagelaran wayang dalam rangaka sosialisasi pencalonan Arinal Djunaidi sebagai Gubenur Lampung pada pilkada serentak tahun 2018 itu dihelat di Lapangan Kampung Pisangbaru, Kecamatan Bumiagung, Kabupaten Waykanan mulai pukul 21. 00 WIB.

Lakon wayang Palguna Pagunadi mensyiratkan makna kesungguhan dan komitmen sesorang dalam meriah cita-cita luhur.

Lakon ini menceritakan tentang usaha Prabu Palgunadi alias Bambang Ekalaya untuk dapat berguru pada Resi Drona.

Drona menolak permohonan Palgunadi untuk diangkat sebagai murid. Meski ditolak, tidak membuat niat Palgunadi berguru pada Dorna menipis.

Dengan kesungguhan, Palgunadi membuat patung Resi Dorna sebagai motivasi untuk berlatih sendiri menguasai berbagai ilmu kesaktian, khususnya teknik menggunakan senjata panah.

Setiap hari  dengan ketekunan dan tanpa kenal lelah, Raden Palgunadi berlatih kesaktian dan memanah di hadapan patung Resi Dorna.
Ternyata keahliannya memanah bisa melebihi kemahiran Arjuna (Raden Palguna) kesatria penengah keluarga Pandawa yang menjadi murid utama Resi Dorna. 

Suatu hari ketika Palgunadi sedang berlatih memanah datang sekor anjing pemburu. Anjing tersebut kemudian dipanahnya dengan tujuh anak yang dibidikan sekaligus dalam satu busur.

Ketujuh anak panah itu melesat lalu menancap tepat ke moncong anjing itu. Anjing tersebut ternyata milik Arjuna.

Meski marah, Arjuan mengakui kemampuannya memanah masih kalah dengan Palgunadi. Arjuna bertanya pada Palgunadi dari mana ia belajar ilmu memanah.

Kepada Arjuna, Palgunadi mengaku belajar dari Resi Dorna. Mendengar itu, Arjuna tidak terima dan menuduh Dorna telah melanggar aturan dengan mengangkat Palgunadi yang dari kalangan rakyat jelata sebagai murid.

Tentu saja, Dorna membantah tuduhan Arjuna, karena memang dia merasa tidak pernah mengangkat Palgunadi sebagai murid. Apa lagi melatih Palgunadi menjadi seorang ahli memanah.

Untuk membuktikan bantahan terhadap tuduhan Arjuna, Dorna menantang Palgunadi untuk memotong ibu jarinya sendiri.

Hal tersebut dimaksudkan agar Palgunadi berani melakukan tantangan tersebut, sehigga terbukti dia bukan murid Dorna.

Namun yang terjadi justru sebamiknya. Palgunadi berani memotong ibu jarinya sendiri, meski dengan resiko kemampuan memanhanya bisa dikalahkan Arjurna, karena sudah kehilangan ibu jari yang sangat vital untuk mengunakan senjata panah.

Lakon tersebut menyiratkan nasehat bagi kita semua terutama para calon pemimpin, agar tetap konsiten dengan niat suci dan janji mensejahterakan rakyat, walapun harus menanggung  resiko yang sangat pahit. (mnz)

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


Bacalon Bupati Mesujii Dilantik Sebagai Ketua ...

MOMENTUM, Tanjungraya--Ketua DPRD Kabupaten Mesuji Elfianah dilan ...


Pilakda Pringsewu, Pujakesuma Dukung Fauzi ...

MOMENTUM, Pringsewu--Paguyuban Keluarga Besar Pujakesuma Lampung ...


Fit Proper Test di PDIP, Arinal Tegas Lanjutk ...

MOMENTUM, Bandarlampung--Mengembalikan berkas pendaftaran bakal c ...


Baliho Cagub Colong Star Kampanye, Bawaslu Ta ...

MOMENTUM, Tanggamus-- Terdapat beberapa titik baleho salah satu C ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com