Harianmomentum--Malama
ini (Jumat 30/6) pagelaran group wayang Satria Laras pimpinan Dalang Kondang Ki
Ethus Susmono akan mengetengahkan lakon (cerita) Palguna Palgunadi.
Pagelaran wayang dalam rangaka sosialisasi pencalonan Arinal
Djunaidi sebagai Gubenur Lampung pada pilkada serentak tahun 2018 itu dihelat
di Lapangan Kampung Pisangbaru, Kecamatan Bumiagung, Kabupaten Waykanan mulai
pukul 21. 00 WIB.
Lakon wayang Palguna Pagunadi mensyiratkan makna kesungguhan dan
komitmen sesorang dalam meriah cita-cita luhur.
Lakon ini menceritakan tentang usaha Prabu Palgunadi alias Bambang
Ekalaya untuk dapat berguru pada Resi Drona.
Drona menolak permohonan Palgunadi untuk diangkat sebagai murid.
Meski ditolak, tidak membuat niat Palgunadi berguru pada Dorna menipis.
Dengan kesungguhan, Palgunadi membuat patung Resi Dorna sebagai
motivasi untuk berlatih sendiri menguasai berbagai ilmu kesaktian, khususnya
teknik menggunakan senjata panah.
Setiap hari dengan ketekunan dan tanpa kenal lelah, Raden
Palgunadi berlatih kesaktian dan memanah di hadapan patung Resi Dorna.
Ternyata keahliannya memanah bisa melebihi
kemahiran Arjuna (Raden Palguna) kesatria penengah keluarga Pandawa yang menjadi murid
utama Resi Dorna.
Suatu hari ketika Palgunadi sedang berlatih memanah datang sekor
anjing pemburu. Anjing tersebut kemudian dipanahnya dengan tujuh anak yang
dibidikan sekaligus dalam satu busur.
Ketujuh anak panah itu melesat lalu menancap tepat ke moncong
anjing itu. Anjing tersebut ternyata milik Arjuna.
Meski marah, Arjuan mengakui kemampuannya memanah masih kalah
dengan Palgunadi. Arjuna bertanya pada Palgunadi dari mana ia belajar ilmu
memanah.
Kepada Arjuna, Palgunadi mengaku belajar dari Resi Dorna.
Mendengar itu, Arjuna tidak terima dan menuduh Dorna telah melanggar aturan
dengan mengangkat Palgunadi yang dari kalangan rakyat jelata sebagai murid.
Tentu saja, Dorna membantah tuduhan Arjuna, karena memang dia
merasa tidak pernah mengangkat Palgunadi sebagai murid. Apa lagi melatih
Palgunadi menjadi seorang ahli memanah.
Untuk membuktikan bantahan terhadap tuduhan Arjuna, Dorna
menantang Palgunadi untuk memotong ibu jarinya sendiri.
Hal tersebut dimaksudkan agar Palgunadi berani melakukan tantangan
tersebut, sehigga terbukti dia bukan murid Dorna.
Namun yang terjadi justru sebamiknya. Palgunadi berani memotong
ibu jarinya sendiri, meski dengan resiko kemampuan memanhanya bisa dikalahkan
Arjurna, karena sudah kehilangan ibu jari yang sangat vital untuk mengunakan
senjata panah.
Lakon tersebut menyiratkan nasehat bagi kita semua terutama para
calon pemimpin, agar tetap konsiten dengan niat suci dan janji mensejahterakan
rakyat, walapun harus menanggung resiko yang sangat pahit. (mnz)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com