Video
berdurasi 2 menit 45 detik ini memuat seorang pria yang berpakaian serba hitam
mengimbau para ikhwan di Malaysia, Indonesia, Thailand dan Filipina untuk
bersatu dalam khalifah Islamiyah Abu Bakar al-Baghdadi. "Sudah sampai
waktunya untuk kalian bersatu memerangi kerajaan-kerajaan thoghut di
negara-negara kalian," tegas pria berlogat Melayu ini.
Pria yang duduk di sebuah tempat menyerupai pantai itu kemudian meminta para
simpatisan ISIS bergabung dengan kelompok Filipina di bawah pimpinan Abu
Abdullah Filipin. Kemudian, melakukan serangan-serangan teror terhadap mereka
yang dianggap sebagai musuh Allah. "Bunuhlah mereka-mereka di mana saja
kalian ketemu mereka. Kalian punya kendaraan, langgarlah mereka. Kalian punya
pisau kecil, tikamlah dada-dada mereka. Jangan kalian takut, kami mendoakan
kalian," katanya.
Pria itu juga berjanji untuk melancarkan serangan setelah mereka kembali dari
medan perang di kawasan Timur Tengah. "Sahabat-sahabat kami yang berada di
sana Insya Allah akan memenggal kepala kalian," ucapnya. Pria ini kemudian
menutup seruannya dengan meminta para simpatisan ISIS berangkat ke Filipina.
"Sekiranya kalian tidak mampu karena usia tua, antarlah anak-anak kalian.
Jangan biarkan musuh-musuh Allah itu lengah, gembira menginjak-injak
kalian," tuturnya mengakhiri video itu.
Selain seruan, video singkat itu menampilkan beberapa cuplikan saat milisi ISIS
bersembunyi di hutan dan menyeberangi laut menggunakan perahu motor.
Setahun lalu, ISIS mengeluarkan video seruan serupa yakni melakukan aksi teror
di Indonesia dan Malaysia. Dalam video itu, seorang pria yang dikelilingi
anak-anak kecil bersenjata senapan AK-47 menyatakan tak lagi menjadi warga
negara Malaysia.
"Dengar ya, kami tak lagi warga negara kalian dan membebaskan diri dari
Anda," kata pria itu kepada kamera sambil memegang paspor Malaysia. Tak
lama setelah itu, dia melemparkan paspornya ke tengah lingkaran dan diikuti
oleh anak-anak yang hadir.
Seorang anak maju ke depan dengan membawa korek api, lalu membaca Bismillah
sebelum membakar kertas putih yang terlipat. Anak tersebut lalu menempatkan
kertas tadi ke atas tumpukan dokumen sehingga menimbulkan kobaran api, yang
disambut sorakan gembira anak-anak lain.
Tayangan selanjutnya mengambil lokasi di sebuah kelas, yang menunjukkan wajah
anak-anak menggunakan peci tengah mengaji di bawah pengawasan seorang pria.
Anak-anak tersebut juga belajar di luar ruangan, di mana seorang pria dengan
penutup kepala merah memberikan pertanyaan kepada anak-anak tersebut.
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menyebut video itu sebagai "barang
lama". "Itu kan sudah beredar lama, sudah beredar lama ya,"
ujarnya di Mabes Polri, kemarin. Meski begitu, Setyo menegaskan, korps baju
coklat tetap mengidentifikasi dan menyelidiki video-video seruan perang ISIS
yang selama ini beredar.
Setyo meminta masyarakat tetap tenang dan tak terprovokasi dengan ajakan dalam
video itu. Dia juga meminta masyarakat proaktif dalam pencegahan pertumbuhan
paham radikalisme.
Pengamat Teroris, Mardigu WP menyatakan seruan ISIS untuk berperang tak membuat
masyarakat takut atau pun peduli. Seperti peribahasa, anjing menggonggong
khafilah tetap berlalu. "Seruan itu mungkin efektif untuk para simpatisan
ISIS. Tapi tidak bagi masyarakat. Entah tidak takut atau tidak peduli, itu beda
tipis. Yang pasti, masyarakat tetap saja melaksanakan aktivitasnya seperti biasa,"
tandasnya. (RMOL)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com