Harianmomentum.com--Teka-teki perusahaan pengimpor kopi Vietnam ke Lampung yang diutarakan gubernur Arinal Djunaidi beberapa hari lalu akhirnya terjawab.
Berdasarkan hasil penelusuran harianmomentum.com, sejak Januari hingga Juni 2019 ada tiga perusahaan di Lampung yang mengimpor kopi.
Ketiganya; PT Indra Brothers, PT Sarimakmur Tunggal Mandiri dan PT Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya. Total jumlah impor ketiga perusahaan itu mencapai 980.953 Kilogram.
Menurut sumber terpercaya yang menolak disebutkan identitasnya, dua dari tiga perusahaan tersebut mengimpor kpi dari Vietnam. Sedangkan satu perusahaan lainnya dari Busan, Korea Selatan.
Dia merincikan PT Indra Brother pengimpor kopi Vietnam terbanyak dengan jumlah 576.730 kilogram. Kemudian PT Sarimakmur Tunggal Mandiri sebanyak 384.703 kilogram.
Sedangkan PT Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya mengimpor kopi dari Busan Korea Selatan sebanyak 19.520 kilogram.
“Itu data impor kopi rentang waktu antara Januari 2019 hingga Juni 2019. Kalau untuk data tahun lalu (2018) saya tidak punya,” jelasnya.
Sayangnya, saat harianmomentum.com menyambangi PT Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya di Jalan Soekarno-Hatta Campangraya Kecamatan Sukabumi Bandarlampung tidak berhasil dimintai konfirmasi.
Menurut salah satu petugas yang berjaga, untuk melakukan wawancara harus membuat janji terlebih dahulu terhadap manajemen perusahaan tersebut.
“Nggak bisa langsung wawancara mas, harus buat janji dulu melalui telepon,” ujar seorang petugas keamanan kepada wartawan, Sabtu (27-7-2019).
Menariknya, saat wartawan Koran ini menyambangi PT Sarimakmur Tunggal Mandiri di Jalan Soekarno-Hatta Sukabumi Indah hanya terdapat tembok keliling setinggi 2,5 meter, dengan lebar tembok bagian depan sekitar 20 meter.
Di dalam tembok itu tidak terlihat bangunan kantor sebagaimana mestinya. Saat wartawan mencoba menanyakan nama perusahaan tersebut, tidak satupun masyarakat sekitar yang mengetahui keberadaannya.
Salah satu warga sekitar bahkan tidak mengetahui adanya perusahaan tersebut. "Tidak tahu, saya baru dengar namanya," ujarnya.
Padahal berdasarkan hasil penelusuran wartawan, alamat perusahaan PT Sarimakmur Tunggal Mandiri berada di Jalan Soekarno-Hatta Sukabumi Indah.
Sementara PT Indra Brother juga belum berhasil dikonfirmasi. Dihubungi melalui sambungan telepon kantor 0721-335XX tidak ada yang merespon.
Sebelumnya, gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyatakan kekecewaaanya terhadap beberapa perusahaan di Lampung yang mengimpor kopi dari Vietnam.
Keluh kesahnya itu disampaikan saat beraudiensi dengan sejumlah pemimpin media di Lampung di ruang rapatnya, Selasa (23-7-2019).
Menurut Arinal lebih dari tujuh puluh persen produksi kopi robusta nasional berasal dari Provinsi Lampung. Mirisnya, justru ada perusahaan di Lampung yang mengimpor kopi dari Vietnam.
Gubernur merasa geram karena tindakan pengusaha nakal tersebut berpotensi mengancam kesejahteraan petani kopi di Bumi Ruwa Jurai.
"Saya kecewa, Lampung ini sebagai penghasil kopi tapi justru ada pengusaha yang impor kopi," tegas Arinal.
Tak hanya itu kopi, Arinal juga mendapat informasi bahwa pengusaha mengimpor singkong. Padahal Lampung juga salah satu penghasil singkong yang cukup mendunia.
Sehingga, harga singkong di Lampung anjlok dan petani pun merasa dirugikan akibat impor tersebut. "Kenapa harus impor? Enggak benar ini. Saya sangat sedih kalau ini memang ada rekomendasi dari Kementerian Perdagangan. Karena merusak harga jual singkong," terangnya.
Karena itu, dia akan mengirim surat kepada Kementerian Perdagangan jika Lampung melarang impor.
"Pengusahanya yang tidak benar. Saya akan kirim surat agar Lampung larang impor. Karena itu membuat petani porak-poranda harga jualnya," sebutnya.
Dia berkomitmen akan memperjuangkan nasib petani kopi dan singkong di Lampung. "Saya akan tetap membela. Jangan nanti (pengusaha) melakukan impor dua hingga tiga kali selesai. Terus harga jual singkong turun baru mereka beli dari petani," terangnya.
Arinal pun menegaskan akan memberi peringatan kepada pengusaha yang masih impor kopi dan singkong. "Kalau masih dilakukan lagi, saya akan beri peringatan pengusahanya. Karena saya sebagai ketua forum petani berjaya," tegasnya.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Ketua Asosiasi Supplier Kopi Lampung (ASKL) Mulyadi membenarkan adanya informasi impor kopi.
“Ya benar, informasinya memang ada impor kopi seratus kontainer dari Vietnam pada tahun 2018 lalu. Kalau tahun 2019 saya belum tau infonya,” ungkapnya kepada harianmomentum.com.
Walau begitu, dia belum dapat memastikan siapa pengusaha yang melakukan impor tersebut.
"Memang benar, tapi itu tahun 2018. Kalau tahun 2019 ini belum dengar saya," jelas Mulyadi.
Informasi yang dia dapatkan, impor kopi ke Lampung mencapai 100 kontainer. "Satu kontainernya sekitar 18 ton hingga 22 ton. Tapi belum jelas juga informasinya," terangnya.
Dia juga sangat mengecam adanya impor kopi tersebut. "Untuk apa Lampung memberdayakan petani kopi, kalau masih impor," sebutnya.
Selain itu, menurut dia kopi Vietnam bisa merusak citra rasa kopi Lampung. "Memang lebih murah, tapi bisa merusak aroma kopi Lampung. Karena kopi Vietnam itu tidak ada aromanya," tuturnya.
Karena itu, dia sangat mendukung rencana Arinal untuk menindak pengusaha yang melakukan impor kopi Vietnam.
"Kami dari ASKL sangat setuju, kalau ada yang melakukan impor akan kami laporkan ke gubernur," tegasnya. (adw/ap)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com