MOMENTUM, Bandarlampung--Polda Lampung membentuk tim untuk memburu perampok bersenjata api yang menembak dan menguras harta juragan kopi di Pekon Sinarbanten, Kecamatan Ulubelu, Kabupaten Tanggamus, Sabtu (10-8-2019).
"Kami sudah membuat tim untuk mengejar pelaku sampai dapat, semoga cepat tertangkap. Tim dari (Subdit) Jatanras," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Lampung Kombes Pol M Barly Ramadhany kepada media di Mapolda Lampung, Senin (12-8-2019).
Barly menuturkan, pihaknya tidak memiliki target khusus terkait waktu penangkapan pelaku. Menurut Barly, jumlah pelaku juga belum bisa diinformasikan.
Baca Juga:
"Ga ada target, yang penting kami kejar. Terkait jumlah pelaku nanti kita lihat kalo sudah terungkap. Doakan saja cepat tertangkap ya," ucapnya.
Sementara korban perampokan Supriadi (57) sudah dua hari menjalani perawatan intensif di Ruang Anggrek, Rumah Sakit Imanuel, Bandarlampung.
Selain menderita luka di kepala, dia juga terkena luka tembak di kedua kaki dan tangan kanan.
Saat ditemui, Supriadi mengaku kesehatannya membaik. "Dua hari di sini, baru operasi, jadi sempat dirawat ke Pringsewu terus dirujuk ke sini, ya ginilah (kondisinya)," kata Supriadi.
Supriadi mengungkapkan, kejadian bermula saat dia tengah terlelap tidur bersama anak dan istrinya. Kemudian dia terbangun karena mendengan suara seseorang memukul pintu rumah belakang.
Supriadi kaget saat mengetahui jika pintu rumahnya bagian bawah dijebol oleh kawanan perampok menggunakan palu godem.
"Jadi masuknya merangkak dari pintu bagian bawah yang dijebol," tuturnya.
Supriadi mengatakan, setidaknya ada empat pelaku yang masuk kedalam rumahnya, dengan membawa senjata api, obeng, senter dan godem.
"Kemudian saya minta tolong, saya teriak-teriak ada 10 kali saya teriak sampai suara saya serak," kata dia.
Bukan warga yang datang karena mendengar teriakan Supriadi, namun justru keempat perampok yang langsung berjalan menuju kamarnya.
"Mereka masuk lalu gedor pintu kamar saya, saya kunci kamar saya dan saya sembunyi di balik pintu," paparnya.
Kemudian kawanan perampok tersebut menjebol bagian atas pintu kamarnya menggunakan palu, lalu mengarahkan senter dan senjata api ke anak dan istri korban.
Supriadi sangat terkejut saat mengetahui ternyata komplotan perampok itu telah menawan adik iparnya, Arita Sari (19).
"Mereka tahu saya sembunyi di balik pintu, terus dibrondong senpi, saya keluar, karena saya takut adik ipar dan anak istri saya yang jadi sasaran, padahal saya udah sempat mau ambil celurit," ungkapnya.
Supriadi melanjutkan, stelah berhasil membuka paksa pintu, kawanan perampok langsung berjalan ke arahnya.
"Seingat saya semuanya bawa senpi, tapi pelurunya sudah habis buat brondong tadi, kemudian salah satu yang bawa airsoft gun datangi saya. Saya rebut senjatanya dia malah nembak kena tangan kanan saya dua kali, terus senjatanya diarakan ke perut saya, dari pada kena badan saya, saya tahan ke arah bawah, dan meletus kena kaki kanan saya sebanyak tiga, dan kiri dua, kena tulang lagi," bebernya.
Setelah tak berdaya, Supriadi mengaku hanya bisa pasrah tertunduk kesakitan sambil dirangkul adik iparnya. Dia melanjutkan, meski adik iparnya sudah memohon untuk tidak membunuhnya, namun salah satu perampok tetap membacok bagian kepala Supriadi sambil menendang muka bagian kanannya.
"Waktu mau dibacok lagi, adik ipar saya megangin golok, pelaku sempat bilang, jangan pegang nanti kamu terluka, tapi tahu sendiri golok dipegang tetap terluka, adik ipar saya teriak minta tolong agar saya tidak dibunuh," tambahnya.
Kemudian, Supriadi mengaku ditawan dengan mengarahkan senter ke mukanya. Tak hanya itu, anaknya terluka di bagian sikut dan sang istri ditampar lantaran tidak mau memberi tahu dimana tempat menyimpan uang.
Lebih lanjut Supriadi mengatakan, akhirnya sang anak lah yang menunjukkan lokasi tempatnya menyimpan uang dan pada saat bersamaan istrinya sempat memohon dan menyuruh perampok untuk mengambil semua harta asalkan nyawa mereka selamat.
Atas kejadian tersebut, kata Supriadi, kawanan perampok berhasil membawa kabur uang tunai senilai hampir Rp500 juta dan emas 110 gram. (iwd).
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com