MOMENTUM, Bandarlampung--Masyarakat Papua agaknya banyak berpikir setelah rusuh tempo hari. Mereka sadar jika aksi yang mereka ikuti hanya ulah oknum yang tak bertanggung jawab untuk meminta referendum. Pada akhirnya Papua tetaplah bagian dari NKRI.
Perhatian pemerintahan Jokowi atas rakyat Papua dinilai sangat serius dibandingkan pemerintahan sebelumnya. Jokowi tercatat beberapa kali mengunjungi Papua serta meluncurkan sejumlah mega proyek infrastruktur, pendidikan, kesehatan, ekonomi serta aspek lainnya.
Meski dinilai telah banyak menggelontorkan dana untuk Papua, agaknya semua masih dirasa kurang. Lima tahun membangun Pulau yang luasnya empat kali dari pulau Jawa ini mempunyai medan yang sulit. Beberapa pihak memojokkan Presiden hanya menyentuh sektor pembangunan saja, bukan di akar masalah. Akibatnya deretan pelanggaran Hak Asasi Manusia menimbulkan konflik berkepanjangan.
Namun seiring berjalannya waktu, pemerintahan mampu membuktikan jika pihaknya berusaha keras memeratakan kesejahteraan di berbagai sektor di Papua. Meski tak menampik ada wilayah yang tertinggal, namun hal ini dikarenakan oleh kinerja pemerintah daerah tersebut.
Bukti lain jika masyarakat Papua ingin selalu menjadi bagian NKRI ialah kembalinya sang eks pejuang OPM ke pangkuan ibu pertiwi. Tak hanya satu dua orang saja, namun ribuan eks OPM ini telah bergabung kembali ke negeri tercinta Indonesia. Mereka menilai jika Papua mengalami perkembangan yang pesat sejak era pemerintahan Jokowi. Banyak dari mereka merasa lebih tenang dan aman bersama menjadi bagian NKRI.
Di sisi lain, menilik dari kasus rasisme tempo hari yang menimbulkan kericuhan merupakan puncak emosi Papua. Rasa dikesampingkan dan dianaktirikan membuat mereka mengobarkan semangat Papua Merdeka. Namun, hal ini mampu diredam dengan menggerakkan seluruh elemen masyarakat Indonesia. Termasuk aparat, tokoh pemuda serta pihak lainnya.
Meski banyak isu yang ditebar guna menyulut api kemarahan rakyat Papua agaknya dirasa telah luntur. Banyak warga bumi Cendrawasih ini menyadari tindakan separatis yang dilakukannya akibat provokasi oknum yang tak bertanggung jawab. Mereka merasa tertipu oleh semua ulah penyebar isu rasisme dan akhirnya meminta maaf serta berkomitmen tak akan percaya lagi akan tindakan provokasi dalam bentuk apapun.
Prinsip NKRI harga mati bagi Indonesia dari keputusan Politik Pepera dinilai sebagai keputusan final. Serta mengandung cita-cita luhur bangsa. Pemerintah juga melakukan berbagai pendekatan pembangunan disegala bidang guna membangun kepercayaan rakyat Papua kepada Indonesia.
Bak gayung bersambut, nyatanya rakyat Papua tak memungkiri jika dirinya adalah bagian dari NKRI. Hal ini juga diamini oleh mantan Presiden Timor Leste, Ramos Horta. Ia menilai jika Papua tetaplah harus bergabung dengan Indonesia. Mengingat pemerintahan Jokowi telah berkomitmen kuat guna penuhi harapan rakyat Bumi Cendrawasih ini.
Ia menambahkan jika pemerintahan masa orde baru sangatlah berbeda dengan sekarang ini. Ia menilai Jokowi lebih aspiratif serta mau mendengarkan kemauan rakyat, terlebih pada sektor pendidikan. Ia menambahkan jika melalui pendidikan inilah rakyat Papua akan menjadi bangsa yang besar.
Horta menyatakan jika ia melihat kesempatan sejati bagi pemerintah Indonesia guna mendengarkan aspirasi rakyat Papua. Serta melakukan aneka upaya untuk bangun wilayah Papua serat menyediakan kesempatan belajar dan kerja bagi seluruh warga Papua. Ia juga menyatakan jika Pemerintah (Jokowi) seharusnya didukung oleh masayarakat Internasional guna laksanakan berbagai kebijakan.
Dari sini dapat kita lihat sinkroniasasi antara Rakyat Papua dengan Indonesia. Banyaknya bukti upaya pemerintah juga disambut baik oleh masyarakat Papua. Beraneka bukti kenyamanan rakyat Papua menjadi bagian NKRI ini bukanlah isapan jempol belaka.
Adanya peristiwa yang sempat memanas akibat isu rasisme kini telah berubah. Yakni mampu mempererat hubungan Papua dengan Indonesia. Aneka fakta jika rakyat Papua ingin selalu menjadi NKRI juga telah terkuak. Banyak pihak berpendapat serta mengamini pemerintahan Jokowi untuk merangkul Papua lebih dalam lagi.
Yang perlu digarisbawahi ialah, pengukuhan persatuan Indonesia agar lebih kuat. Sehingga kedepan tidak ada lagi kejadian merugikan seperti tempo hari. Serta penerapan tindakan tegas bagi siapapun pelaku rasis maupun separatis. Sehingga tidak ada yang berani mengulangi kembali hal tersebut.
Keinginan Papua perlahan dirasa telah dipenuhi oleh Pemerintah (Jokowi). Maka dari itu tetap eratkan tali perdamaian dan persatuan, jangan berikan celah sedikitpun bagi musuh yang ingin masuk dan memecah belah NKRI tercinta ini.(**)
Oleh : Abner Sambom. Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com