MOMENTUM, Jakarta--PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) Tbk (IPCC) menggelar Public Expose 2019 untuk menyampaikan perkembanga kinerja perusahaan, baik dari sisi operasional mapun keuangan.
Public Expose yang berlangsung di Museum Maritim, Jakarta pada Selasa (24-9-2019) itu, menghadirkan Direktur Utama PT IKT Tbk Chiefy Adi K dan Direktur Komersial Pengembangan Bisnis Arif Isnawan, dan Direktur Operasi Indra Hidayat Sani.
Anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang berdiri sejak 2006 ini, pada Agustus 2019 berhasil menangani lonjakan arus impor kendaraan Completely Built Unit (CBU) sebanyak 58.100 unit atau meningkat 55,30 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu yang hanya 37.411 unit kendaraan.
Kondisi tersebut merupakan rekor pencapaian tertinggi dalam penanganan kegiatan operasional selama perseroan ini berdiri. Pada Agustus 2019, jumlah kendaraan CBU yang diekspor melalui lapangan terminal internasional IPCC berjumlah 35.857 unit atau lebih tinggi 54,73 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar 23.174 unit.
Tidak hanya ekspor, IPCC pun turut menangani CBU impor sepanjang Agustus 2019 sejumlah 6.988 unit lebih tinggi 20,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 5.796 unit.
Kenaikan tersebut diperkirakan akan semakin baik seiring kepercayaan para mitra dan stakeholders lainnya atas upaya peningkatan pelayanan yang berorientasi customer centric di lingkungan IPCC.
Peningkatan tersebut ditopang oleh meningkatnya bongkar muat sejumlah brand ternama. Diantaranya Mitsubishi Expander, Suzuki New Carry Pick Up, Honda Brio, dan menyusul brand lainnya seperti Wuling dengan menggunakan brand Captiva.
“Meningkatnya permintaan kendaraan, khususnya di Middle East terutama untuk kendaraan kecil seperti Toyota Yaris, membuat aktivitas ekspor tercatat meningkat dan kondisi tersebut akan sangat positif bagi IPCC," kata Indra Hidayat Sani.
Selain itu, upaya pemerintah untuk menggiatkan ekspor kendaraan untuk mengimbangi defisit neraca perdagangan turut menjadi kabar baik bagi IPCC.
Kinerja keuangan IPCC pada semester I 2019, terimbas faktor kinerja Triwulan II yang terkena dampak perhelatan pemilu dan lebaran di Triwulan II, serta faktor global terutama adanya perang dagang antara AS dan China. Hal ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi hingga demand di pasar khususnya alat berat.
Jika dilihat sebelumnya, pada kinerja Triwulan I 2019 masih terlihat bagus. Pendapatan IPCC naik dari Rp115,13 miliar di periode kuartal pertama tahun sebelumnya menjadi Rp117,41 miliar atau naik 1,98 persen. Labanya juga naik dari Rp49,03 miliar menjadi Rp54,71 miliar atau naik 28,24 pesen.
Perseroan pada semester I 2019 membukukan pendapatan sebesar Rp228,70 miliar atau tersebut lebih rendah 8,62 pesen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp250,27 miliar.
Hal itu disebabkan pencapaian pendapatan pada segmen jasa terminal yang lebih rendah 8,90 persen menjadi Rp212,72 miliar dari semester I tahun lalu sebesar Rp233,49 miliar.
EBITDA mengalami penurunan tipis dari perolehan sebesar Rp128,27 miliar di semester I tahun lalu menjadi Rp121,44 miliar atau lebih rendah 5,33% (YoY).
Meski demikian, IPCC mampu memperoleh laba bersih pada semester I 2019 tercatat sebesar Rp90,57 miliar dibandingkan perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp94,87 miliar.
Di sisi lain, perseroan masih dapat mempertahankan tingginya marjin laba operasional, EBITDA, dan laba bersih pada level yang cukup tinggi.
Pada semester II tahun ini, perseroan optimis akan adanya lonjakan pada aktivitas internasional terutama pada kegiatan ekspor kendaraan yang cenderung kembali meningkat.
Pada bagian lain terungkap, IPCC kembali mendapat kepercayaan dalam penanganan bongkar muat kendaraan yang pada pertengahan September 2019 menangani secara penuh seluruh cargo Passenger Car (CBU), Alat Berat, Bus/Truk, dan General Cargo pada kapal milik PT Toyofuji Serasi Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa pelayanan yang diberikan dengan konsep Happy Employee, Happy Customer, Happy Country mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan untuk terus meningkatkan kinerja perseroan.
Kapal perdana milik PT Toyofuji Serasi Indonesia ini sandar pada 20 September 2019 dengan estimasi muatan 382 unit CBU, 6 unit motor, dan 1 unit alat berat melalui kapal MV Serasi I Voy l/485.
"Ini bentuk langkah nyata manajemen dalam mengembangkan nilai perusahaan Customer Centric. Kepuasan pelanggan adalah prioritas kami," kata Chiefy.
Diharapkan, sandarnya kapal milik PT Toyofuji Serasi Indonesia ini, kepercayaan customer semakin meningkat sehingga dapat saling memberikan keuntungan.
Dengan demikian seluruh RoRo Vessel yang sebelumnya ditangani di Multipurpose Terminal maka saat ini 100% akan ditangani oleh PT IKT Tbk. (rel).
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com