MOMENTUM, Bandarlampung--Proyek pembangunan sistem penyediaan air bersih (SPAM) senilai Rp1,11 triliun di Bandarlampung sudah tercapai 77 persen.
Proyek ini dikerjakan Konsorsium PT Bangun Cipta Kontraktor (BCK) dan PT Bangun Tjipta Sarana (BTS). Dikerjakan mulai Agustus 2018 dan ditargetkan selesai pada akhir tahun ini atau awal 2020.
Project Manager BCK, Rifi M. Nuh Rifqi mengatakan, ada empat pekerjaan utama dalam proyek SPAM Bandarlampung. Pertama yaitu pembangunan instalasi pengolahan air minum dan intake air baku, dimana saat ini pengerjaannya sudah mencapai 85 persen.
"Yang kedua adalah penanaman jaringan pipa transmisi berdiameter 1000 milimeter, saat ini sudah terpasang sepanjang 17 kilometer (km) dari target 22 km," ujat Rifqi kepada media di Bandarlampung, Jumat (25-10-2019).
Lalu yang ketiga adalah pembangunan reservoir atau Fasilitas penampung air berkapasitas 10 ribu meter kubik yang progresnya sudah mencapai 90 persen. Dan yang terakhir adalah jaringan pipa distribusi utama sepanjang 31 km, dan sudah terpasang 25 km.
“Secara keseluruhan proses pengerjaan SPAM Bandar Lampung ini sudah mencapai 77 persen,” kata Rifqi.
Dia menambahkan, jika tidak ada halangan, proyek SPAM ini akan selesai akhir tahun 2019 atau awal tahun 2020. Penyelesaian proyek SPAM tersebut lebih cepat dari target yang ditetapkan sebelumnya yaitu selama 720 hari pengerjaan atau hingga Agustus 2020.
“Sebelum melakukan pengerjaan, kami lakukan sosialisasi terlebih dulu kepada warga, sehingga seluruh proses pengerjaan berjalan lancar dan masyarakat sangat membantu PSN ini,” jelas Rifqi.
SPAM BandarLampung menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) lantaran perannya sangat penting dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat di Lampung.
Hasil proyek ini akan melayani 60 ribu sambungan rumah atau setara dengan lebih dari 300 ribu penduduk di delapan kecamatan Kota BandarLampung yakni Kedaton, Rajabasa, TanjungSenang, Sukarame, Sukabumi, Labuhan Ratu, Wayhalim dan Kedamaian.
Proyek SPAM Bandarlampung dibangun dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Melalui skema KPBU ini, pembiayaan pembangunan SPAM berasal dari swasta, pinjaman bank, pemerintah daerah, pemerintah pusat, maupun dari perusahaan daerah air minum (PDAM) setempat. Dari total nilai proyek Rp1,11 triliun, sekitar Rp750 miliar berasal dari KPBU.
Sebelumnya, Walikota Bandarlampung, Herman HN juga berharap pengerjaan proyek SPAM dapat direalisasikan sesegera mungkin. Dengan demikian masyarakat Lampung dapat menikmati air bersih dari keberadaan SPAM tersebut.
"Mudah-mudahan selesai sesuai dengan target dan semua sambungannya dapat tersalurkan semua," ujarnya belum lama ini.
Saluran SPAM yang dimulai dari Tegineneng, lanjut Herman, telah mencapai bundaran Hajimena dan tinggal yang di jalur perkotaan.
Nantinya perusahaan yang akan mengoperasikan dan memelihara SPAM adalah PT Adhya Tirta Lampung (ATL), perusahaan hasil konsorsium BCK dan BTS. Nantinya, ATL akan mendapatkan masa konsesi pengelolaan selama 25 tahun. BCK adalah perusahaan yang telah berpengalaman dalam membangun dan mengoperasikan SPAM. (iwd).
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com