MOMENTUM, Bandarlampung--Sebongkah batu berukuran besar menimpa kediaman
Tukul Mulyono (48), di Jalan Agus Salim,
Gang Kapten Abdul Haq, nomor 12, Tanjungkarang Pusat, Bandarlampung,
Senin (13-1-2020), sekira pukul 00.30 WIB, dini hari.
Rumah semi permanen yang dihuni Tukul berserta istri
dan ketiga anaknya hancur, di bagian ruang tamu.
Tukul terkena hantaman benda tumpul yang terhempas
kearah pria yang bekerja serabutan itu. Pelipisnya robek, dan harus menerima 25
jahitan di RSUD Dadi Tjokrodipo Bandarlampung.
Beruntung, istrinya Ratiah (35) dan ketiga anaknya
selamat. Setelah sebelumnya diperintahkan Tukul untuk masuk ke kamar, satu jam
sebelum kejadian.
“Habis kami menonton televisi, sekitar setengah dua
belas (11.30 WIB) malam (Minggu 12-1) saya suruh anak-anak dan ibunya pindah
(masuk kamar). Kalau tidak mereka juga terkena (hantaman batu),” kata Tukul
kepada harianmomentum.com.
Tukul melanjutkan, pasca anak dan istrinya masuk ke
dalam kamar dia pun berbaring di atas sehelai tikar, yang sebelumnya ditiduri
ketiga anak dan istrinya.
“Saya tidur-tidur ayam gitu (tidak terlalu pulas).
Tiba-tiba ada suara gemuruh. Ternyata batu dari atas jatuh, menumbur rumah
kami,” ungkapnya.
Saat kejadian, Tukul tertimpa lemari yang berada
disebelahnya. “Saya reflek bangun, mendorong lemari dan memanggil salah satu
anak saya,” tuturnya.
Tukul tak menyadari, pelipisnya robek. “Tahu-tahu sudah berdarah. Warga datang, saya dibawa ke Puskesmas. Baru setelahnya dirujuk ke RSUD Dadi Tjokrodipo,” terangnya.
Tukul Mulyono terbaring lemas, setelah menerima 25 jahitan di pelipis kananya. Foto: acw
Kejadian
tersebut menimbulkan trauma bagi Tukul dan keluarga. Dia berharap, pemerintah
setempat lebih memperhatikan wilayah setempat, yang berada di perbukitan. “Semoga
kejadian ini tidak terulang lagi,” harapnya.
Atas
peristiwa itu, Tukul dan keluarga harus mengungsi ke kediaman adik iparnya, Ahmad Syaful Kamal (50)
yang berada tidak jauh dari kediamannya. “Karena rumah kami hancur, terpaksa
mengungsi dulu. Sampai nanti diperbaiki,” jelasnya.
Sementara, Ahmad Syaful Kamal mengatakan,
batu berwarna kecoklatan yang menghantam kediaman kakak iparnya tersebut
menggelundung dari atas bukit, sekitar 10 meter dari kediaman korban.
“Batu itu kan memang ada atas. Mungkin karena beberapa
hari ini hujan lebat, jadi tergeruslah tanah yang menahan itu batu,” katanya.
Semula, sambung dia, ada batu yang berukuran lebih
kecil yang menahan batu berukuran besar tersebut.
“Sepuluh menit setelah batu pertama, menggelinding lagi
batu kedua, lebih kecil. Tadinya itu batu penahannya (penahan batu besar),”
tuturnya.
Menurut dia, saat kejadian terdengar suara gemuruh. “Seperti
gempa gitu. Kedengeran jelas di sini mah. Maka setelah kejadian warga langsung
kumpul,” ucapnya.
Dia berharap, pemerintah kota setempat menggulirkan
bantuan untuk perbaikan rumah Tukul. “Mudah-mudahan dapat bantuan. Selama ini
warga sini sudah sering dibantu juga si oleh pemerintah,” ungkapnya.(acw)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com