Soal Dugaan Beras Oplosan, Begini Penjelasan Eks Mentan Anton Priyono

Tanggal 22 Jul 2017 - Laporan - 1103 Views
Anton Priyono. Foto: Net

Harianmomentum--Komisaris Utama PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS), Anton Priyono angkat bicara soal kasus dugaan mengoplos beras subsidi menjadi beras premium, di Gudang beras Bekasi belum lama ini.

 

Menurut Mantan Menteri Pertanian era SBY ini, tuduhan tersebut merupakan fitnah besar. Lagian, varietas IR 64 itu, varietas lama yang sudah digantikan dengan varietas yang lebih baru yaitu Ciherang, kemudian diganti lagi dengan Inpari, 

 

"Jadi di lapangan IR 64 itu sudah tidak banyak lagi. Selain itu, tidak ada yang namanya beras IR 64 yg disubsidi, ini sebuah kebohongan publik yg luar biasa. Yang ada adalah beras raskin, subsidi bukan pada berasnya tapi pada pembeliannya, beras raskin tidak dijual bebas, hanya utk konsumen miskin," terang dia dalam surat elektronik yang diterima redaksi, Sabtu (22/7).

 

Anton menjelaskan, dalam dunia perdagangan, ada beberapa jenis beras, yakni medium dan beras premium, SNI untuk kualitas beras juga ada, yang diproduksi TPS sudah sesuai SNI untuk kualitas atas.

 

"Kalau dibilang negara dirugikan, dirugikan dimananya? Apalagi sampai bilang ratusan trilyun, lha wong omzet beras TPS saja hanya Rp 4 T per tahun, lagi-lagi kapolri melakukan kebohongan publik. Apa gak takut azab akherat ya?" terang dia.

 

Mengenai tuduhan menjual diatas HET, juga disoroti Anton. Tuduhan tersebut tidak bijak lantaran beberapa hal. Pertama, SK mendag mengenai HET beras baru ditandatangani dan berlaku 18 Juli, sementara, tanggal 20 Juli sudah diterapkan ke PT IBU, tidak kepada yang lain dan tidak diberikan waktu untuk melakukan penyesuaian.

 

"HET 9000 itu terlalu rendah karena harga rata-rata beras saja sudah diatas Rp 10 ribu, perlu dievaluasi lagi, selain itu tetap harus dibedakan antara beras medium dan beras premium karena kualitasnya berbeda," jelasnya.

 

Mengenai kandungan gizi, terang Anton, ada ketidakpahaman yang membedakan antara kandungan gizi dengan angka kecukupan gizi.

 

"Satu lagi, pemberitaan menyimpan 3 juta ton beras atau membeli beras 3 juta ton beras, itu jelas ngawur karena kapasitas terpasang seluruh pabrik TPS hanya 800 ribu ton," tandasnya. (rmol)

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


KDRT, Oknum Polisi di Tanggamus Dilaporkan ke ...

MOMENTUM, Kotaagung--SA (27) istri sah dari seorang oknum anggota ...


Dugaan Korupsi di Tirtakencana, Polisi akan L ...

MOMENTUM, Panaragan -- Kasus dugaan korupsi di Tiyuh/Desa Tirtake ...


Sopir Truk Dianiaya Bang Jago Jalan Raya Buyu ...

MOMENTUM, Gunungsugih - Suhadi, sopir truk asal Waringinsari Timu ...


Penemuan Mayat Bayi, Pelakunya Masih Status P ...

MOMENTUM, Gunungsugih -- Polres Lampung Tengah menetapkan NN (17) ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com