MOMENTUM, Bandarlampung--Beberapa pekan terakhir, harga bawang putih melambung tinggi. Bawang putih yang biasanya (harga normal) berkisar Rp25 ribu per kilogram (kg), kini mencapai Rp50 ribu.

Padahal berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan pada Mei 2019, Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk bawang putih Rp32 ribu/kg.

Usut punya usut, ternyata penyebab naiknya harga bawang putih lantaran merebaknya virus corona di Cina. Sehingga, pengiriman atau impor bawang putih dari Cina harus di stop. Imbasnya, ketersediaan bawang putih minim. Harga pun naik.

Kenaikan harga tersebut membuat para pedagang di Kota Bandarlampung menjerit. Sebab omset para pedagang kian menurun. 

"Kenaikan harganya secara langsung. Nanti akan naik terus harganya kalau tidak segera ditangani," ucap Muhardin, pedagang pasar Pasir Gintung, Bandarlampung. 

Muhardin menyebutkan, kenaikan harga terjadi sejak tiga pekan lalu. "Pendapatan penjualan bawang putih saya jadi turun hingga 30 persen," keluhnya. 

Dia berharap, pemerintah pusat dan daerah segera bertindak, menyelesaikan persoalan tersebut.

"Harus segera menemukan solusi untuk memenuhi kebutuhan bawang putih sehingga harganya tidak terus naik. Apalagi, setelah impor dari Cina diberhentikan karena virus corona," ungkapnya.

Siti, salah satu konsumen di pasar setempat juga mengeluhkan kenaikan harga bawang putih. Karena mahal, terpaksa Siti harus mengurangi konsumsi bawang putih. Walau pun, kata Siti, bawang putih sangat diperlukannya untuk memasak. 

"Biasanya saya beli satu kilogram tapi ini beli setengah kilogram saja," tuturnya.

Diketahui, hanya bawang putih yang harganya melambung. Sementara untuk bawang merah, cabai dan bumbu dapur lainnya harga masih stabil.(ans/acw)