MOMENTUM, Bandarlampung--Siang itu aku duduk sendiri di teras rumah. Tentunya segelas kopi ditambah rokok, tak boleh absen menemaniku.
Gelas kopi dan dua bungkus rokok, kuletakan di atas meja. Tepat di samping kursi yang kududuki. Satu bungkus rokok masih utuh. Belum kubuka. Satu bungkus lagi, hanya sisa satu batang.
Tiba-tiba keponakanku Ucai, datang menghampiri. Usainya baru enam tahun. Tapi badanya bongsor. Sedikit tambun dengan kulit putih. Matanya sipit. Mirip sekali dengan orang China. Walau pun, kami sekeluarga asli pribumi Lampung. Ya, memang sih banyak yang bilang. Katanya orang Lampung itu mirip-mirip orang China.
"Pak wo, ini gambar adek sama om siapa ya. Rumahnya di mana? tanya Ucai.
"Nggak tau," jawabku, tanpa menoleh dan mencari tahu, gambar apa yang ditanyakan.
"Kalau yang lehernya bolong ni siapa ya," tanyanya lagi.
"Nggak tau ah," jawabku agak kesal sambil terus membaca berita di ponsel. Berita Kejuaraan Bulu Tangkis Barcelona Spanyol Master 2020.
Maklum, selain sepak bola, olahraga tepok bulu angsa itu pun menjadi favoritku. Tapi cuma nonton pertandinganya, ya. Bukan ikut main dan bertanding.
Tiba-tiba suasana hening. Akupun tersadar. Ternyata Ucai sudah masuk ke rumah. Mungkin dia bosan dan kesal karena pertanyaanya tidak terlalu kutanggapi.
Kuseruput kopi hangat di gelas. Spontan tanganku menggapai bungkus rokok. Saat akan mengambil rokok dari bungkusnya, aku sedikit kaget. Mataku tertuju pada gambar di bungkus rokok.
Tampak gambar lelaki dewasa merokok sambil menggendong anak. Lalu kulihat lagi gambar di bungkus rokok yang satunya. Ada gambar leher manusia. Kulitnya keriput dan tenggorokanya bolong.
"Hmm...gambar ini yang tadi ditanyakan ucai," pikirku menebak. Seketika pertanyaan Ucai tadi, ikut menggelayut di benakku.
Iya juga pikirku. Siapa ya, lelaki dan anak kecil yang ada digambar rokok itu? Lalu siapa pula pemilik gambar leher bolong itu?
Benarkah lehernya memang bolong. Kalau pun benar lehernya bolong, apakah memang gara-gara penyakit yang disebabkan merokok?
Kalau pun, semua jawabanya benar. Lalu apakah sudah ada izin dari pihak terkait, untuk memajang foto-foto itu di bungkus rokok.
Aku yakin, jawabanya pasti sudah ada izin. Nggak mungkinlah, pihak terkait sembarangan pasang foto orang tanpa izin.
Pihak terkait pasti paham soal aturan itu. Apa lagi itu aturan pemerintah. Masak iya sih, lupa. Apa lagi sengaja dilanggar. Nggak mungkinlah. Iya kan...hehehe.
Sebenarnya, bukan masalah aturan dan izin pemasangan foto itu yang mengusik pikiranku.
Aku hanya merasa mendapat pelajaran sangat berharga dari pertanyaan keponakanku.
Pelajaran untuk bersikap kritis dan logis, terhadap hal-hal yang terkadang kita anggap remeh. Padahal, ada aturan besar di belakangnya. Tabik pun... (**)
Munizar Redaktur Pelaksana Harianmomentum
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com