MOMENTUM, Bandarlampung--Menjelang pelaksanaan Pemilihan Walikota (Pilwakot) September 2020, Rycko Menoza SZP mendapat dukungan dari Forum Majelis Taklim di Bandarlampung.
Sebelumnya, doa dan dukungan untuk Rycko maju di Pilwakot Bandarlampung datang dari sejumlah kalangan. Rycko bahkan telah mempunyai massa pendukung diantaranya yang menamakan BRO Rycko dan BMR (Bersama Menangkan Rycko Menoza).
Kali ini, ratusan ibu-ibu perwakilan sejumlah majelis taklim di Kota Bandarlampung datang bersilaturahmi sekaligus menyatakan dukungannya kepada Rycko Menoza untuk menjadi walikota.Kehadiran ibu-ibu tersebut disambut Rycko Menoza di kediamannya, Pahoman, Kamis (12-3).
Perwakilan Forum Majelis Taklim Bandarlampung, Sri Sumarno mengatakan, kedatangan mereka untuk bersilaturahmi dan berharap adanya pemimpin baru yang dapat memberikan perhatian, mengayomi dan mendukung semua majelis taklim.
Menurut dia, selama ini hanya majelis taklim tertentu saja yang mendapatkan perhatian padahal di Bandarlampung sangat banyak kalangan ibu-ibu aktif pada kegiatan keagamaan tersebut.
“Selama ini ‘blas’, sama sekali tidak ada perhatian pemerintah,” kata dia.
Sri terang-terangan mengungkapkan dukungan mereka kepada Rycko Menoza yang mengusung semangat membangun dengan berbagai program pro-rakyat dengan tagline ‘Bandar Lampung Baru’.
Sementara itu, Rycko Menoza mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih atas dukungan dari ibu-ibu majelis taklim tersebut.
Rycko berjanji akan mengakomodir apa yang menjadi harapan ibu-ibu tersebut kelak jika diberi amanah memimpin Kota Bandarlampung.
Rycko memastikan akan berdiri sama rata dengan semua golongan masyarakat tanpa membeda-bedakan kelompok-kelompok tertentu.
“Bandarlampung terdiri atas berbagai kelompok, suku, agama, dan mereka memiliki hak yang sama dalam menikmati pembangunan,” kata Rycko.
Tidak hanya majelis taklim, lanjut Rycko, semua agama akan dinaungi, karena pembangunan Kota Bandarlampung berasal dari uang rakyat dan semua lapisan masyarakat harus ikut merasakannya.
“Tentu tidak elok apabila hanya memperhatikan kelompok tertentu saja,” ujar Rycko.
Rycko juga menyampaikan, program keagamaan seperti wisata rohani umrah harus diberikan secara merata dan tidak hanya kepada kelompok-kelompok tertentu.
“Program umrah sebaiknya dikembalikan ke masyarakat. Misalnya di kelurahan tersebut ada guru ngaji, marbot, pemandi mayat atau seseorang yang telah berjasa untuk masyarakat, namun tidak mampu berangkat ke Tanah Suci,” pungkasnya.(**)
Editor: Agus Setyawan
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com