Oleh: Evita Rahayu
MOMENTUM--Sejumlah emiten perkebunan kelapa sawit mulai waswas dengan kebijakan Pemerintah India yang memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19).
Direktur Keuangan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. Lucas Kurniawan mengatakan, pihaknya masih memantau lockdown India dan dampak yang kemungkinan akan ditimbulkan, terutama terhadap prospek penjualan crude palm oil (CPO).
Peningkatan aset perbankan pada tahun ini akan sulit menyamai torehan tahun lalu. Kondisi ini diperparah dengan Covid-19 yang cukup menyulitkan perekonomian. Dengan adanya wabah corona, pertumbuhan ekonomi akan terpangkas drastis yang artinya pertumbuhan kredit juga akan sangat rendah. Dengan demikian pertumbuhan aset pada 2020 juga akan sangat rendah jauh di bawah capaian 2019. Dengan kondisi ekonomi yang terpapar virus corona, perbankan sulit mendorong pertumbuhan aset. Hal yang bisa dilakukan adalah menekan kredit bermasalah yang berisiko meningkat.
Satu demi satu pengusaha pusat perbelanjaan memutuskan untuk menutup sementara atau sebagian operasional mal di Jakarta akibat anjloknya jumlah kunjungan, seiring dengan terus meluasnya penyebaran pandemi Covid-19. Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengaku, kunjungan ke pusat perbelanjaan menurun drastis sejak isu penyebaran virus corona merebak dibandingkan dengan kondisi normal.
Menurutnya, pendapatan semua pusat perbelanjaan dipastikan menurun terimbas isu Covid-19. Hanya saja, APPBI belum mencatat berapa potensi kerugian yang terjadi. Saat ini, para pengusaha pusat perbelanjaan masih fokus dalam penanganan operasional yang dinilai cukup kompleks. Hal ini lantaran di satu sisi pelaku pusat belanja harus turut serta membantu pencegahan Covid-19, tetapi juga mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
Wakil Ketua Umum DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Rusmin Lawin membenarkan pengelola pusat perbelanjaan tengah menghadapi tantangan berat menyusul merebaknya virus corona jenis baru itu. Sejumlah mal telah menutup sementara operasionalnya, seperti jaringan mal Summarecon, Senayan City, Lippo Mall, dan Plaza Indonesia. Adapun, mal lainnya kemungkinan akan menyusul. Dalam jangka pendek, sejumlah pusat perbelanjaan memang telah mengantisipasi penyebaran Covid-19 dengan hanya mengurangi jam operasional, menyediakan cairan sanitasi tangan dan masker, serta mengadakan beberapa promo.
Pada perkembangan lain, Perumda Pasar Jaya juga melakukan penutupan sementara sampai 5 April 2020 seluruh pasar yang berada di kawasaan Tanah Abang yang dikelola oleh Pasar Jaya. Penutupan ini dilakukan di Pasar Tanah Abang Blok A, Blok B, dan Blok F. Hanya Pasar Tanah Abang Blok G yang masih buka, meskipun dibatasi untuk pedagang yang berjualan jenis bahan pangan saja. Penutupan ini dilakukan sebagai upaya pencegahan dan penyebaran Covid-19.
Pelaku usaha tambang batu bara diperkirakan merevisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) perusahaan di tengah pandemi virus corona. Sejalan dengan itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menerbitkan beleid yang mengatur tentang tata cara pemberian wilayah, perizinan, dan pelaporan pada kegiatan usaha pertambangan mineral dan batu bara.
Beleid tersebut, tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM No. 7 Tahun 2020. Permen yang ditandatangani oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif pada 6 Maret sekaligus mencabut sebagian maupun seluruhnya Permen ESDM No. 48/2017, Permen ESDM No. 11/2018, Permen No. 22/2018, Permen No.51/2018.
Salah satu poin dalam beleid ini mengatur perubahan waktu revisi RKAB produksi batu bara. Dalam Permen ESDM No. 7/2020 Pasal 89, perusahaan dapat mengajukan revisi RKAB dengan menyampaikan laporan periode kuartal pertama dan paling lambat 31 Juli pada tahun berjalan.
Situasi saat ini yang me maksa segenap masyarakat untuk bekerja dari rumah (work from home/ WFH) dan belajar dari rumah, bukanlah perkara yang mudah. Pengeluaran untuk di luar rumah memang berkurang, tetapi beban rumah tangga (RT) malah bertambah, terutama untuk kebutuhan listrik. Kenaikan konsumsi listrik sebagian besar berasal dari penggunaan pendingan udara, kenaikan frekuensi penggunan pompa air karena penggunaan air yang meningkat, serta penggunaan internet, dan perangkat rumah tangga seperti pemanas air.
Pengamat perbankan Universitas Bina Nusantara Doddy Ariefi anto mengatakan, kondisi ekonomi pada saat ini masih sulit diprediksi. Bahkan, pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan hanya menyentuh angka tiga persen.
Bagaimanapun juga, wabah pandemik Covid19 memang merupakan “pukulan mematikan/deadly punch” dan juga pendadakan strategis yang kurang diantisipasi sebelumnya. Hanya dengan sinergi, kolaborasi, kerjasama, mematuhi aturan negara/pemerintah, tenang dan tetap berpikiran positif dengan berdoa sehingga wabah atau mungkin sebagian orang menilainya sebagai azab ini akan segera berakhir. Karena dalam perspektif keagamaan, Covid 19 bisa terjadi sebagai ujian atas keserakahan manusia, korupsi yang tidak henti, like and dislike yang mematikan karir seseorang, maksiat, kurang peduli dengan nasib sesama, serta termasuk kurang sabar menerima cobaan dan kurang dalam sedekah maupun membayar zakat. Banyak pelajaran yang dapat dipetik. Semoga. (*).
Oleh: Evita Rahayu - Penulis adalah pemerhati masalah Indonesia.
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com