Harianmomentum--Mendikbud Muhadjir Effendy dikabarkan
bakal menghadirkan kurikulum baru.
Namun, Muhadjir cepat-cepat menegaskan kabar
bahkan pemerintah atau Kemendikbud bakal menerbitkan kurikulum baru sebagai
pengganti Kurikulum 2013 (K13) itu tidak benar.
Apalagi pemerintah saat ini masih fokus dengan
program penguatan pendidikan karakter (PPK). ’’PPK itu bisa pakai kurikulum apa
saja. Pakai K13 biasa, pakai KTSP juga bisa,’’ katanya seperti dikutip jpnn.com, Senin (7/8).
Dia menjelaskan kabar bakal munculnya kurikulum
baru itu keluar setelah dia bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada Rabu (2/8)
lalu.
Dia menegaskan tidak benar ada permintaan
pembuatan kurikulum baru. Bahkan sampai menggantikan K13 yang sekarang sedang
berjalan.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang
(UMM) itu mengatakan dalam pertemuan itu, yang diminta Presiden adalah penataan
kembali penjurusan di sekolah. ’’Khususnya penjurusan di SMK,’’ katanya.
Presiden ingin penjurusan di SMK dibuat lebih spesifik dan responsif, seiring
dengan perubahan zaman yang pesat.
Muhadjir menjelaskan penjurusan di SMK yang
terlalu umum, atau jurusan ’’yang dari dulu itu-itu saja’’ untuk segera di
perbaharui.
Menurut Muhadjir, Presiden Jokowi menilai saat
ini sudah ada perubahan SMK ke arah yang lebih baik. Perubahan ini diharapkan
semakin maksimal dengan adanya bidan keahlian yang lebih spesifik dan responsif
terhadap perubahan zaman.
Menurut Muhadjir pemerintah saat ini memang
sedang menata ulang SMK. Upaya ini tertuang dalam Inpres 9/2016 tentang
revitalisasi SMK. Tujuan supaya siswa lulusan SMK menjadi lebih siap kerja.
Tidak seperti kecenderungan selama ini, justru siswa lulusan SMK menyumbang
pengangguran terbanyak di Indonesia.
Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS)
per Februari 2016, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,02 juta orang.
Dari jumlah itu, tingkat pengangguran tertinggi
berasal dari jenjang SMK (9,84 persen). Kemudian disusul lulusan Diploma I, II,
dan II (7,22 persen) dan lulusan SMA (6,95 persen). (wan)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com