Harianmomentum--Pihak berwenang harus lebih intens melakukan pengawasan
terhadapa realisasi pengelolaan program dana desa (DD). Realisasi pengelolaan
uang negara tersebut diduga banyak disalahgunakan untuk kegiatan yang
tidak bermanfaat langsung terhadap kepentingan masyarakat. Contohnya
terjadi di Kabupaten Lampung Barat (Lambar).
Di Kabupaten Lambar,
DD digunakan untuk berwisata ke Pulau Bali yang dikemas dalam bentuk kegiatan
study banding peningkatan kapasitas kader PKK. Program study banding itu
diikuti 131 istri peratin (kepala desa) se-kabupaten setempat.
Informasi yang dihimpun harianmomentum.com,
peserta program study banding itu berangkat ke Pulau Bali, Selasa
(8/8).
“Kalau peratinnya
tidak ikut, karena tahun lalu juga sudah ke Bali dengan tajuk kegiatan serupa.
Ibu-ibu PKK rencanya akan study banding di Pulau Bali selama tiga hari. Kemarin
(Selasa 8/8) mereka berangkat,” kata sumber harianmomentum.com,
Rabu (9/8).
Terpisah, Sekretartis
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Pekon (DPMPP) Kabupaten Lambar
Padang, tidak menampik adanya kegiatan study banding ke Pulau Bali itu.
Padang mengatakan, hal
itu tidak ada sangkut paut dengan DPMPP, karena penggunaan anggaran DD,
sepenuhnya kewenangan peratin.
"Sebatas pengunaan anggrannya sesuai aturan, itu tidak masalah. Terlebih
dalam rangka peningkatan kapasitas/pelatihan ibu-ibu PKK," kata Padang
melalui telepon.
Padang sempat emosi, saat ditanya efektifitas manfaat kegiatan tersebut.
Terlebih kondisi Pulau Bali tidak sama dengan Kabupaten Lambar. "Kalau
manfaatnya, salah nanya ke saya. Saya aja nggak berangkat," jawab Padang
dengan nada tinggi.
Ketua Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Lambar
Juhairi Iswanto yang disebut ikut serta dalam rombongan ke Bali, belum berhasil
dikonfirmasi. Dihubungi melalui telepon selulernyan, meski dalam
kondisi aktif, Juhairi tak mengangkat panggilan di ponselnya.
Inspektur pada
Inspektorat Lambar Edy Yusuf mengaku tak mengetahui informasi kegiatan
tersebut. "Nah baru tahu saya dari teman-teman wartawan ini,"
kata Edy di ruang kerjanya.
Kendati demikian, dia berjanji mempelajari dan melakukan penyelidikan terkait
penggunaan anggran DD tersebut. Termasuk efektivitas program study
banding ke Bali itu. "Kami akan tetap pelajari," ujar mantan
Kadis Sosial Lambar itu.
Menurut Edy, kegiatan
itu kurang bermanfaat terhadap masyarakat Lambar. Semestinya kegiatan
pemberdayaan dilakukan tetap di kabupaten setempat .
"Jika dilakukan
di Kabupaten Lambar, sewa hotel dan keperluan selama bimtek akan kembali ke
masyarakat. Terlebih hotel dan rumah makan merupakan salah satu sumber
pendapatan asli daerah (PAD)," terangnya. (lem)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com