MOMENTUM, Bandarlampung--Bakal calon kepala daerah (bacalonkada)
yang gagal maju melalui jalur perseorangan atau independen, masih memiliki
kesempatan untuk maju Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) melalui jalur partai
politik (parpol).
Bakal calon Walikota Bandarlampung Firmansyah Y Alfian pun
menyatakan kesiapannya maju melalui jalur parpol. Dengan catatan, tanpa mahar
politik dan memiliki kesamaan visi-misi dalam perjuangan.
Firmansyah adalah salah satu bakal calon Walikota
Bandarlampung yang sempat maju melalui jalur independen. Namun langkahnya bersama
Bustomi (calon wakilnya) terhenti, dukungan yang diserahkan ke Komisi Pemilihan
Umum (KPU) dianggap belum memenuhi persyaratan.
“Kalau ada kesempatannya (maju melalui jalur parpol, red), kenapa tidak. Selama memang tidak transaksional, kemudian punya visi dan misi yang sama,” kata Firmansyah kepada harianmomentum.com, Rabu (29-7-2020).
Baca juga: KPU: Bacaden yang Gagal Bisa Maju Pilkada Lewat Parpol
Firmansyah mengatakan, dalam berjuang di Pilkada 2020, dia
tidak mau hanya bicara soal kesejahteraan masyarakat di dunia saja. “Lebih dari
itu, kita pun harus memikirkan soal kesejahteraan di akhirat,” ujarnya.
Sehingga, jika nantinya pemimpin kota setempat, yang
diutamakan adalah kepentingan masyarakat. Bukan kepentingan pribadi atau
kelompok.
“Kalau ada partai yang begitu (tanpa mahar dan ikhlas, red) saya
siap. Karena dari awal saya sudah menekankan tidak ada politik transaksional. Kita
mau jadi kepala daerah untuk mengabdi,” ungkapnya.
Namun adakah partai yang mau mengusung calon kepala daerah
tanpa mahar dan rela mengesampingkan urusan partai demi kepentingan masyarakat?
“Kalau kita melihat realita parpol saat, mereka kan punya
misi membesarkan partai,” katanya.
Karenanya, menurut Firmansyah, saat ini lebih baik dia kembali
ke khittah (perjuangannya) saja, melalui jalur pendidikan.
“Perjuangan tidak akan berakhir, dakwah kita tidak akan usai.
Jika kemarin dakwah melalui jalur politik, maka sekarang kita kembali berdakwah
di jalur pendidikan,” jelasnya.
Lagipula, sambung dia, segala yang terjadi, termasuk
terhentinya langkah Firmansyah-Bustomi menuju Pilwakot diyakininya sebagai
bagian dari ketatapan atau qodar Allah.
“Pertama, Allah SWT memang belum menghendaki saya untuk
menjadi pemimpin di kota ini, mungkin karena saat ini saya belum pantas. Kedua,
ini mungkin cara Allah menghindarkan saya dari mudarat (keburukan, red),”
ungkapnya.(**)
Laporan/Editor: Agung Chandra Widi
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com