Hingga Maut Memisahkan

Tanggal 18 Agu 2020 - Laporan - 2535 Views
Andi Panjaitan, Pemred Harian Momentum.

MOMENTUM, Bandarlampung--Kekompakan Raden Adipati Surya-- Edward Antony patut dicontoh. Hampir lima tahun bersama memimpin Waykanan, tak pernah terdengar ada perselisihan. 

Mereka selalu terlihat rukun. Saling mengisi dalam menjalankan roda pemerintahan. 

Kuncinya sederhana: saling terbuka dan tau diri. Begitu kata Adipati saat berbincang dengan jajaran redaksi www.harianmomentum.com, Selasa, 21 Juli 2020. 

Keterbukaan yang dia maksud adalah saling kroscek tentang kebenaran informasi. Jika ada cerita miring yang menyudutkan salah satu pihak, mereka selalu bertemu untuk saling klarifikasi.

“Kuncinya saling terbuka. Sehingga siapapun yang mencoba mengadu domba kami, tidak akan berhasil,” ungkapnya. 

Kedua, ilmu tau diri. Saling mengerti fungsi dan kewenangan masing- masing.

“Sebelum dilantik, kami sudah punya komitmen. Beliau tidak boleh menentang saya di depan publik. Tapi saat duduk berdua, dengan sendirinya saya akan hormat pada beliau yang sudah kuanggap orang tua sendiri,” katanya.


Bahkan, Adipati sempat bercerita. Dia tidak akan mencalonkan diri dalam pemiihan bupati (Pilbup) Waykanan tanpa Edward.

Pun sebaliknya. Edward juga tidak mau mencalon kembali jika tidak berpasangan dengan Adipati. Intinya, mereka berdua sepakat untuk selalu bersama mambangun daerah tercinta.

Tapi, takdir berkata lain. Edward justru pergi meninggalkan Adipati untuk selamanya. Bukan karena tak setia. Tapi panggilan Sang Khalik sudah tak bisa ditunda.

Dia menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM), Bandarlampung, Minggu (16-8-2020).

Sosok bersahaja itu tak mampu bertahan dari ganasnya serangan corona virus disease 2019 (Covid-19) di tubuhnya. Ditambah lagi penyakit diabetes dan gangguan jantung yang sudah lama diderita.

Masyarakat Lampung yang mengenal almarhum tentu berduka. Terlebih bagi sanak keluarga yang ditinggalkan. Pun begitu dengan Raden Adipati. Tentu sangat kehilangan.

Tak ada lagi sosok setia yang mendampingi. Hilang sudah figur yang kerap mengiringi langkahnya dari belakang.

Kepada penulis Raden Adipati mengungkapkan, almarhum merupakan sosok multi talenta. Bisa jadi teman kerja, sahabat, dan terkadang berubah menjadi orang tua.

Saat bekerja, beliau tegas dan selalu memberi gagasan cemerlang. Banyak program pembangunan yang kini diterapkan di kabupaten Waykanan merupakan buah pemikirannya. 

Begitupun saat menjelma menjadi sahabat dan orang tua. Selalu ada nasehat positif yang dilontarkannya. 

“Beliau tegas tapi tidak pendendam. Tidak pernah berpura- pura. Apa yang dikatakan sesuai dengan isi hati. Ceplas- ceplos,” begitu pesan Whatsapp (WA) yang dikirim Raden Adipati kepada penulis, kemarin.

Sebenarnya, pada edisi 609 (6 Agustus 2020) lalu, saya juga pernah membuat tulisan berjudul “Belajar dari Adipati”

Dalam tulisan singkat itu saya menceritakan rahasia kekompakan yang terjalin antara mereka berdua (Raden Adipati—Edward Antony). 

Saya menyarankan bakal calon kepala daerah (Calonkada) di Lampung untuk mencontoh mereka. Bisa akur memimpin rakyatnya hingga maut yang memisahkan.

Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. 

Begitu juga dengan Adipati. Semoga kembali mendapat pasangan yang setia. Tabikpun. (**)

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


Menang Jadi Arang Kalah Jadi Abu ...

MOMENTUM-- Sejak awal Maret lalu, saya sebenarnya sudah mendapat ...


Pesan Khatib di Mimbar Jumat ...

MOMENTUM-- Pemilihan presiden (Pilpres) menjadi magnet tersendiri ...


Siklus Kehidupan ...

MOMENTUM-- Dulu, ketika beranjak remaja, saya selalu mendapat tug ...


Unila kembali Bergejolak ...

MOMENTUM-- Universitas Lampung (Unila) kembali jadi sorotan publi ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com