MOMENTUM, Bandarlampung--Masa pandemi Covid-19 membuat semua warga Indonesia kelimpungan. Tidak terkecuali di Provinsi Lampung.
Banyak warga yang penghasilannya mendadak turun drastis. Bahkan, tidak sedikit kehilangan mata pencaharian akibat pengurangan karyawan.
Kondisi kian memprihatinkan tatkala memasuki tahun ajaran baru. Orang tua bertambah pusing memikirkan biaya pendidikan anaknya. Tidak terkecuali bagi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Beruntung, gaji ke-13 yang dikeluarkan pemerintah cukup membantu meringankan beban itu. Setidaknya, persoalan biaya pendidikan anak bisa tertutupi.
Bagi yang belum memiliki tanggungan pendidikan anak, gaji ke-13 bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup lain.
Namun, hal itu tidak berlaku bagi 8.603 ASN di lingkungan pemerintah kota (Pemkot) Bandarlampung.
Disaat gaji ke-13 puluhan ribu ASN se- Lampung sudah habis terpakai, mereka justru belum menikmatinya.
Hingga memasuki awal September 2020 tambahan gaji dari pemerintah pusat itu tak kunjung cair.
“Boro- boro mau gaji ke-13, tunjangan kinerja (Tukin) ASN dari bulan Juni saja belum dibayarkan pak,” keluh seorang pegawai di Pemkot kepada penulis.
Mendengar pernyataan itu aku hanya diam. Tidak merespon pembicaraannya. Toh, keterlambatan pembayaran gaji itu bukan baru kali ini terjadi.
Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 hijriah lalu, ASN di pemkot juga sudah pernah mengalami. Gaji ke-14 atau tunjangan hari raya (THR) yang seharusnya diterima bulan Mei, tertunda hingga bulan berikutnya.
Saat itu, Pemkot beralasan keterlambatan disebabkan Dana Alokasi Umum (DAU) tertahan di pusat.
Lalu, kali ini apa penyebabnya? Saya belum tau. Berulang kali kami mencoba mengonfirmasi, tidak satupun pejabat setempat yang bersedia buka mulut.
Tapi yang jelas, kondisi itu diakibatkan besarnya defisit anggaran yang dialami pemkot Bandarlampung.
Akumulasi tumpukan hutang yang terus meningkat setiap tahunnya mengakibatkan beban keuangan semakin berat.
Ditambah lagi kondisi pandemi Covid-19, mengakibatkan keuangan kian terpuruk. Realisasi pendapatan asli daerah (PAD) tidak sesuai dengan proyeksi.
Apa hendak dikata. Nasi sudah menjadi bubur. Saya hanya ingin mengucapkan rasa prihatin kepada ribuan ASN Pemkot Bandarlampung.
Kalian luar biasa. Sangat sabar menghadapi kenyataan pahit ini. Jika ada perlombaan ASN paling tabah se-Indonesia, mungkin Bandarlampung layak menjadi pemenang.
Untuk Walikota Bandarlampung, saya ucapkan selamat. Anda telah sukses mencatat sejarah kedua. Karena gagal membayar gaji ke-13 ribuan ASN tepat waktu. Tabikpun. (*)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com