MOMENTUM--Assalamu Alaikum Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Semoga Allah SWT senantiasa memberi kekuatan, agar bapak mampu melahirkan kebijakan yang berpihak terhadap rakyat.
Sebelumnya, izinkan saya mewakili jutaan wali murid di negeri ini untuk berpendapat.
Anak- anak kami yang masih duduk di bangku sekolah, kini sudah jenuh. Hampir enam bulan lamanya mendekam di rumah. Sejak kebijakan belajar online dikeluarkan pemerintah.
Mereka sangat rindu untuk bisa kembali beraktivitas di sekolah. Pun begitu dengan mahasiswa di kampus.
Berinteraksi dengan teman, bertatap muka dengan guru. Hingga belajar tentang moral, disiplin, dan rasa tanggungjawab di sekolahnya.
Kegiatan yang tadinya rutin dilakukan setiap hari, mendadak terhenti karena corona virus disease 2019 (Covid-19), menyerang negeri kita.
Awal keluarnya kebijakan belajar online, sebagian anak merasa senang dan bebas. Tidak perlu repot bangun pagi untuk berangkat ke sekolah.
Namun, setelah hampir enam bulan berlalu, rasa jenuh pun muncul. Karena semuanya serba online.
Sejak ujian kenaikan kelas hingga masuk tahun ajaran baru, praktis mereka belum pernah bertemu teman sekelasnya.
Begitu pun dengan siswa yang lulus dan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Hingga saat ini belum pernah bertemu dengan teman baru.
Pertemuan dengan guru dan dosen hanya dari aplikasi zoom. Saat belajar online. Setelah itu? Tidak ada interaksi.
Begitu juga dengan orang tua, khususnya kaum ibu. Mereka kini bertambah stres karena harus membimbing anaknya mengerjakan tugas setiap hari.
Urusan rumah tangga yang selama ini dilakoni bertambah berat. Ibu tak lagi bisa fokus mengurus dapur dan suami karena menjelma menjadi guru dadakan.
Atas dasar itu, rasanya tidak berlebihan jika kami mengajukan permohonan kepada bapak Jokowi yang terhormat.
Tolong perintahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) untuk mengaktifkan kembali kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka secara langsung di sekolah.
Saya yakin, kementerian terkait mampu menciptakan regulasi dan formula baru untuk adaptasi KBM tatap muka. Mereka pasti punya banyak cara. Entah itu melalui tata cara baru atau apalah namanya.
Berdayakan satuan tugas (Satgas) penanganan Covid-19 di setiap wilayah. Para wali murid dan guru juga bisa berkerja sama mengawasi anaknya di sekolah.
Tentu dengan memperketat protokol kesehatan, sebagaimana imbauan yang selalu bapak sampaikan ke publik.
Maaf, jika pendapat ini terlalu beresiko terhadap keselamatan generasi penerus bangsa kita. Tetapi mereka juga berhak untuk mendapat pendidikan layak.
Sebagaimana hak konstitusi yang bapak suarakan dengan tetap nekat menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun 2020.
Saya sependapat jika bapak presiden menolak wacana penundaan pilkada. Seperti yang disampaikan melalui juru bicara Fadjroel Rachman: “Kita tidak tahu kapan pandemi Covid-19 akan berakhir.”
Atas pernyataan itu pula usulan KBM tatap muka ini disampaikan. Karena tidak seorang pun yang tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Benarkan begitu kan pak?
Mau sampai kapan mereka belajar dari rumah. Coba perhatikan nasib siswa miskin. Bagaimana mereka bisa belajar online jika laptop dan android saja tidak punya?
Belum lagi derita siswa yang tinggal di wilayah terpencil. Bagaimana mereka bisa belajar jika jaringan internet saja tidak ada.
Jika bapak dan para pejabat negara berambisi menegakkan hak demokrasi dan konstitusi, apa salahnya jika kami bertekad memperjuangkan pendidikan anak negeri? Tabikpun. (**)
Oleh: Andi Panjaitan
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com