Hasil Evaluasi, Materi Debat Calon Wakil Walikota Berubah

Tanggal 04 Nov 2020 - Laporan - 908 Views
Tiga calon Wakil Walikota Bandarlamung yang akan mengikuti debat kandidat pada 18 November 2020.//dok

MOMENTUM, Bandarlampung--Meski debat publik kedua baru degalar dua pekan mendatang, namun Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandarlampung sudah mulai mempersiapkan teknis acara.

Menurut Komisioner KPU Bandarlampung Divisi Teknis Penyelenggaraan, Fery Triatmojo, akan ada beberapa perubahan dalam debat yang akan digelar pada 18 November 2020 itu. Perubahan yang paling mencolok ada pada meteri debat.

"Kalau kemarin desain pertanyaannya umum, sekarang kita fokus pada visi dan misi serta program calon. Harapannya mereka lebih menguasi dalam menjelaskan dan menjawab pertanyaannya," kata Fery, Rabu (11-4-2020).

Sementara untuk teknis acara lainnya tidak ada perubahan yang signifikan. Tapi, untuk debat yang akan diikuti calon wakil walikota itu desainnya akan diselaraskan dengan kebutuhan. 

"Desainnya akan menyesuaikan kebutuhan, termasuk moderator cukup satu orang. Saat ini tim pakar juga sedang membuat desain agar diskusi lebih dinamis," jelasnya. 

Perubahan-perubahan tersebut dilakukan agar debat kedua bisa lebih baik dari debat pertama. Perubahan itu diambil berdasarkan hasil evaluasi debat pertama. 

"Kita sudah ngobrol dan sudah mengevaluasi hasil debat pertama, baik dengan tim pakar ataupun moderator. Evaluasi materi juga sudah kita lakukan," tuturnya. 

Lebih lanjut Fery menerangkan bahwa pihaknya berupaya mengakomodir masukan dari masyarakat kota setempat, khususnya yang disampaikan para akademisi pasca debat pertama yang berlangsung bulan lalu.

"Saran, masukan dan kritik warga itu kita akomodir melalui rapat koordinasi dengan tim pakar, moderator dan panitia," jelasnnya.

Baca juga: Debat Kandidat Kurang Greget

Salah satu saran sebagaimana yang disampaikan akademisi asal Universitas Lampung (Unila) Dedy Hermawan. 

Dedy menyarankan agar debat bisa lebih gereget lagi. Contohnya seperti acara Mata Najwa di televisi.

Tapi menurut Fery, tidak semua masukan masyarakat bisa direalisasikan dalam debat publik sesi kedua tersebut. Meski pun tujuannya baik.

"Karena ada keterbatasan dari moderator untuk tidak komentar. Kalau Mata Najwa kan lebih banyak hosnya yang menggali pertanyaan. Tapi untuk debat ini dibatasi oleh etik. Jadi moderator hanya memoderasi, itu masalhnya," terangnya.(**)

Laporan/Editor: Agung Chandra W

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


Cabup Lambar Parosil Nyoblos di TPS 5 Purawiw ...

MOMENTUM, Kebuntebu -- Calon Bupati Lampung Barat (Lambar) nomor ...


Anggota DPD RI Pantau Distribusi Logistik Pil ...

MOMENTUM, Blambanganumpu--Kelancaran distribusi logistik menjadi ...


Aries Sandi-Supriyanto Diduga Ciderai Pilkada ...

MOMENTUM, Gedongtataan-- Masa tenang sebelum pemungutan suara di ...


Ingat! Pemungutan Suara Pilkada 2024 Mulai Pu ...

MOMENTUM, Bandarlampung--Proses pemungutan suara pemilihan kepala ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com