MOMENTUM, Bandarlampung--Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menggelar diskusi publik terkait komitmen penanganan dan penanggulangan kerusakan lingkungan bersama pasangan calon walikota setempat, Kamis (5-11-2020).
Diskusi publik yang digelar di Wood Stairs Cafe Jalan Urip Sumoharjo Wayhalim, Kota Bandarlampung, dihadiri Calon Walikota nomor urut 1 Rycko Menoza dan nomor urut 2 Yusuf Kohar sedangkan kandidat nomor urut 3 Eva Dwiyana absen alias tidak hadir.
Kegiatan itupun menghadirkan sejumlah perwakilan sejumlah organisasi, akademisi, dan pemerhati lingkungan di Kota Bandarlampung. Sementara kandidat nomor urut 3 diwakilkan Calon Wakil Walikota Deddy Amarullah.
Dalam diskusi tersebut, Walhi menampilkan video berbagai permasalahan lingkungan di Bandarlampung yang sudah bertahun-tahun tidak tertangani oleh pemerintah, seperti banjir, sampah dan pemukiman kumuh.
Direktur Eksekutif WALHI Provinsi Lampung, Irfan Tri Musri mengatakan, diskusi ini dapat melihat gambaran Kota Bandarlampung terkait lingkungan hidup pada lima tahun ke depan. Karena kondisi lingkungan hidup di Kota Tapis Berseri saat ini sangat memperihatinkan.
Menanggapi hal tersebut, Calon Walikota nomor urut 1, Rycko Menoza SZP mengatakan permasalahan lingkungan di Bandarlampung harus dicari akar masalahnya sehingga dapat ditangani dengan baik.
Dia mengatakan permasalahan sampah perlu dicarikan solusinya seperti penampungan baru sehingga perlu bekerja sama dengan pemerintah diatasnya dan kabupaten sekitar.
Kemudian, semua aparatur pemerintah bersama masyarakat juga harus digerakan untuk melakukan pola hidup bersih, menanam pohon sebagai upaya reboisasi atau penghijauan agar ruang terbuka hijau bertambah untuk masyarakat di Bandarlampung.
Selanjutnya, Calon walikota nomor urut 2, Yusuf Kohar mengatakan perlu adanya alokasi meningkatkan anggaran sarana untuk pengelolaan sampah sampai 15 sampai 30 persen dari APBD Kota Bandarlampung.
Sementara itu, Deddy Amarullah mengakui sangat prihatin dengan berbagai permasalahan lingkungan seperti sampah, banjir dan lingkungan kumuh yang selama ini masih menjadi permasalahan di Bandarlampung.(**)
Editor: Agus Setyawan
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com