Harianmomentum--Para orangtua anak berkebutuhan khusus (disabilitas dan
autisme) di Kota Bandarlampung, seringkali kesulitan mencari sekolah untuk
pendidikan putra-putri mereka. Di kota berjuluk Tapis Berseri ini,
keberadaan sekolah yang fokus melaksanakan progam pendidikan untuk anak
berkebutuha khusus, memang masih langka.
Kondisi tersebut
sebenarnya bisa dibilang wajar. Penanganan dan pengelolaan sekolah untuk anak
berkebuthan khusus, memang lebih ribet dibanding sekolah umum. Terlebih
dari aspek bisnis pengelolan sekolah model ini, juga kurang menguntungkan.
Nah, sekarang para
orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, tidak perlu bingung lagi
mencari sekolah yang sesuai dengan kondisi putra-putri mereka.
Di Jalan Pulau Buton,
Perum Palmsville, Blok A1-3, Kecamatan Wayhalim, Kota Badarlampung, ada
sekolah yang program belajar mengajarnya fokus untuk anak-anak
berkebutuhan khusus. Nama sekolah itu, Growing Hope yang dikelola
Yayasan Harapan Masa Depan Lampung.
Ketua Yayasan Harapan
Masa Depan Lampung Maria Novitawati mengatakan melalui sekolah Growing Hope,
pihaknya berupaya memberikan layanan program pendidikan yang layak bagi
anak-anak berkebutuhan khusus.
“Awal berdirinya
yayasan ini tahun 2007 hingga 2011, kami baru melayani program pengobatan
metode terapi. Tetapi karena kebutuhan pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan
khusus sangat mendesak, maka tahun 2012 kami membuka sekolah Growing Hope yang
punya makna tempat menyemai harapan,” tutur Maria didampingi sekretaris
yayasan Fransisca Kilik.
Dia menerangkan,
program pendidikan yang dilaksanakan di sekolah Growing Hope, mulai dari
jenjang Taman Kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah atas (SMA).
“Di sekolah Growing
Hope, kami juga melayani terapi untuk anak berkebutuhan khusus dengan
kasus autisme dan disabilitas intelektual,” terangnya.
Fransiska Kilik
menambahkan, selain memberikan layanan pendidikan, sekolah Growing Hope juga
berupaya menyediakan lapangan kerja bagi anak berkebutuhan khusus.
“Kami memiliki target
dapat membangun workshop, untuk tempat bekerja anak berkebutuhan hhusus,”
ungkapnya.
Program Orangtuan Asuh
Menurut Fransiska,
saat ini kendala yang dihadapi untuk pengembangan sekolah Growing Hope adalah
keterbatasan pendanaan.
“Tiga puluh persen
dari 50 orang siswa kita ini berasal dari keluarga tidak mampu. Karena itu,
kita tidak memungut biaya pendidikan pada mereka. Tenaga pengajar (guru) ada 23
orang. Tentunya kita memerlukan biaya operasional yang tidak sedikit. Itu
kendala utama yang kita hadapi saat ini,“ terangnya.
Dia mengajak,
masyarakat dan para dermawan ikut mengambil peran sebagai orang tua asuh bagi
siswa yang tidak mampu, agar program pendidikan di sekolah tersebut dapat
berjalan lancar sebagaimana yang diharapkan.
“Program ini bersifat
sukarela dan tidak mengikat. Growing Hope melayani semua lapisan masyarakat,
sehingga siswa yang memiliki latar belakang keluarga dengan tingkat ekonomi
menengah ke bawah dapat menempuh pendidikan,” jelasnya.
Untuk para dermawan
yang ingin berbagi bantuan, bisa langsung datang ke lokasi sekolah Growing Hope
atau menghubungi nomor telepon 081366220377. Bantuan dana juga bisa
diberikan melalui transfer Nomor Rekening Bank Permata: 4104674343 atas nama
Maria Novitawati dan Margaretha Saniati.
Saat ini, lanjut dia,
pihak yayasan telah menyusun beberapa pilihan program pendidikan: Good
Program Rp100 rib/bulan, untuk waktu 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.
Kemudian, Great
Program Rp 250 ribu/bulan, untuk waktu 3 bulan,6 bulan dan 12 bulan. Sedangkan
untuk Excelence Program dikenakan biaya Rp 500/bulan dengan masa pendidikan 3
bulan, 6 bulan dan 12 bulan.(rls)
Editor: Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com