MOMENTUM, Bandarlampung--Walikota dan Wakil Walikota bagaikan dua sisi mata uang. Keduanya tidak terpisahkan. Apalagi saat masa kampanye, ketika keduanya berstatus calon walikota dan wakil walikota.
Namun, kerap terjadi perpecahan antara walikota dan wakilnya tatkala sudah memasuki periode kepemimpinnanya.
Masalah itu pun menjadi sorotan Dr.dr Ayla Karius, salah satu penyusun naskah pertanyaan dalam debat publik ketiga Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandarlampung pada Jumat malam (4-12-2020).
Menurut dr Ayla, pengalaman di berbagai daerah, kekompakan antara walikota dan wakil walikota tidak berlangsung lama.
Bahkan pada tahun kedua jabatan, mereka sudah berkonflik hingga masa jabatannya habis. Akibatnya kinerjanya tidak efektif dan berdampak pada keterbelahan aparatur pemerintah daerah.
Melalui moderator debat publik, dr Ayla Karius pun betanya pada tiga calon Walikota Bandarlampung. Pertanyaan terkait janji dan strategi mereka untuk menjaga kekompakan antara walikota dan wakil walikota dalam menjalankan tugas pemerintahan secara terpadu. Mulai dari pelantikan hingga akhir masa jabatan.
Calon walikota nomor urut 1 Rycko Menoza mendapat kesempatan pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut.
"Saya Rycko Menoza dan Johan Sulaiman. Bila pada 9 Desember kami dipilih oleh mayoritas masyarkat Bandarlampung, kami berkomitmen menjalankan tata kelola pemerintahan secara baik, transpatran kolaboratif dan mengedepankan kepentingan masyarakat," kata Rycko.
Rycko juga mengatakan, memprioritaskan pembangunan dengan skala perencanaan dan tepat sasaran dengan pola musrenbang agar segala sesuatunya sesuai kebutuhan masyarakat.
Meningkatkan pelayanan publik di seluruh bidang, termasuk dalam pemberantasan covid-19. Memberdayakan masyarakt dan insentif tepat waktu, mulai dari kaling, RT, babin, kader posyandu, PKK, dan membangun Bandarlampung baru. "Pilih dan doakan kami senantiasa amanah menjalankan komitmen ini," tutup Rycko.
Baca juga: Begini Cara Paslonkada atasi Covid-19 di Bandarlampung
Jika Rycko menjawab lebih pada pemaparan program yang akan dilakukan bersama Johan Sulaiman. Lain halnya dengan calon walikota nomor urut 2, M Yusuf Kohar.
Yusuf Kohar dengan lantang berkomitmen untuk memberdayakan wakilnya, Tulus Purnomo, ketika terpilih jadi walikota setempat.
"Kami pasangna nomor dua. Kalau terpilih kami tetap akan berpasangan yang harmohnis," kata Yusuf.
Dia menjelaskan, dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pasal 66 sudah mengatur bahwa wakil walikota membantu tugas walikota.
"Tapi sudah ada bidangnya. Memimpin dan mengkoordinasikan perangkat daerah. Memimpin dan mengkoordinasikan sampai tingkat RT dan kelurahan serta kecamatan," jelasnya.
Jadi, sambung Yusuf, wakil itu sudah ada tugasnya, tinggal melaksanakan saja sesuai aturan yang berlaku. "Kalau wakil tidak dilibatkan, akan terjadi mis komunikasi," ujarnya.
Soal kontrol di pemerintahan, kata Yusuf, bisa dilakukan kepala dinas, asisten, sekda, dan wakil walikota. "Nanti baru ke walikotanya. Jadi semuanya berjalan. Semuanya tau," tutupnya.
Sementara calon walikota nomor urut 3, menjawab dengan memadukan program yang akan dijalankannya bersama wakilnya Dedy Amrullah, dengan komitmennya dalam memberdayakan wakil walikota.
"Kalau kami terpilih, akan melanjutkan program pemerintah kota yang luar biasa. Karena program pemerintah sudah dirasakan warga kota. Saya dan Pak Dedy Amrullah akan memberikan yang terbaik," kata Eva.
Menurut dia, masa harmonisasinya dengan Dedy bukan hanya periode pertama saja. "Tapi Insyallah periode selanjutnya akan kami tingkatkan lagi untuk pembangunan di Kota Bandarlampung," ucapnya.
Dia pun berjanji, suatu saat nanti akan berkunjung, menemui semua masyaakat Bandarlampung bersama Dedy. "Tunggu kedatangan kami," tutupnya.(**)
Laporan/Editor: Agung Chandra W
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com