MOMENTUM--Masa jabatan Walikota Bandarlampung Herman HN segera berakhir. Hanya tersisa satu hari.
Selama sepuluh tahun mengabdikan diri untuk Kota Tapis Berseri, tentu sudah banyak yang diperbuat.
Di bidang pembangunan infrastruktur, sudah tidak terhitung berapa gedung kumuh disulap menjadi megah. Jalan berlobang menjadi mulus.
Jalanan macet teratasi dengan jembatan layang (flyover). Belum lagi alun- alun yang tadinya serampangan berubah menjadi indah. Bahkan sekarang menjadi tempat nongkrong.
Di bidang pendidikan, anak- anak usia sekolah bisa menikmati fasilitas pendidikan gratis. Bahkan sampai bangku kuliah. Seragam pun disiapkan untuk siswa dari kalangan keluarga belum mampu.
Pun begitu di bidang kesehatan. Masyarakat bisa berobat gratis di seluruh pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan Rumah Sakit (RS).
Cukup menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK), gratis biaya rawat inap.
Di sektor pendapatan, Herman juga berhasil mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD). Dari awalnya sekitar Rp85 miliar diawal menjabat, menjadi Rp600an miliar pertahun.
Prestasi gemilang itu tidak datang begitu saja. Tentu butuh perjuangan dan kerja keras. Kinerja tersebut patut diapresiasi.
Maka saya sangat mendukung jika banyak pihak menganugerahkan “Bapak Pendidikan” dan “Bapak Pembangunan” kepada anda.
Di sisi lain, banyak juga pekerjaan rumah (PR) yang anda tinggalkan untuk walikota selanjutnya.
Termasuk melunasi hutang terhadap para kontraktor, merealisasikan dana BOK Puskesmas, membayar tagihan biling ke sekolah SD dan SMP. Juga tagihan jamkeskot yang sudah menumpuk di Rumah Sakit (RS).
Belum lagi tunjangan ribuan tenaga honorer di lingkungan Pemkot Bandarlampung. Mereka menjerit karena tunjangannya tak terbayarkan di tahun 2020.
Itu tak termasuk insentif Ketua Rukun Tetangga (RT), Kepala Lingkungan (Kaling), Babinsa dan Babinkamtibmas yang sudah lima bulan belum terbayarkan.
Saya tidak ingin menjabarkan seluruh catatan hutang lainnya, karena takut pembaca menyangka saya seorang auditor.
Tentu, tak ada gading yang tak retak. Tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini. Sebagai seorang pemimpin, anda pasti punya kelebihan dan kekurangan.
Banyak prestasi yang sudah anda torehkan. Tapi tidak sedikit pula catatan buruk yang ditinggalkan.
Begitu juga dengan saya. Sebagai seorang jurnalis pasti pernah berbuat salah. Terkadang membuat pusing para pejabat anda karena pemberitaan yang relatif miring.
Paling tidak, biarkan Harian Momentum menjadi warna dalam penyampaian informasi di lingkungan Pemkot Bandarlampung.
Ketika media lain ’’sungkan” untuk mengkritik anda, kami pastikan akan tetap setia melakukan hal serupa. Termasuk pada walikota selanjutnya.
Semoga anda selalu sehat. Mudah- mudahan setelah jabatan berakhir tidak ada persoalan hukum yang membelit di kemudian hari.
Salam perpisahan untuk anda, bapak walikota. Tabikpun. (*)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com