MOMENTUM, Bandarlampung--Delapan velbed lengkap dengan peralatan medis yang terpasang di Aula Kolaboratif mengubah suasana Gedung Serba Guna (GSG) di Kompleks PTPN VII, Selasa (9-3-2021). Puluhan orang mulai mengantre sejak pagi.
Hari itu, tujuh petugas medis dari Palang Merah Indonesia (PMI) Unit Transfusi Darah (UTD) Bandarlampung sibuk melayani peserta donor darah massal yang diikuti karyawan BUMN Perkebunan tersebut.
Sebanyak 41 kantong darah tersadap dari 48 peserta donor. Para pahlawan kemanusiaan ini datang dari Kantor Direksi, PTPN VII Unit Wayberulu, Unit Waylima, dan Unit Bergen.
Sekretaris Perusahaan PTPN VII Bambang Hartawan mengatakan, kegiatan sosial donor darah kali ini menjadi rangkaian HUT ke 25 PTPN VII. Selain donor darah, HUT ke 25 PTPN VII pada 11 Maret 2021 itu juga diawali kegiatan santunan kepada anak-anak yatim piatu dan kaum duafa. Penyerahan santunan dilakukan secara simbolis atau diwakili mengingat masih dalam situasi pandemi.
Bambang mengakui, di awal masa pandemi virus corona, aksi filantropi ini sempat sejenak terhenti. Namun, karena pihak PMI mengkonfirmasi tentang jadwal rutin dan kebutuhan ketersediaan stok darah di PMI yang sangat minim, maka kegiatan ini dilaksanakan kembali dengan protokoler pelaksanaan yang ketat.
“Awal pandemi Maret 2020 lalu memang kegiatan ini sempat dihentikan. Tetapi pada bulan ke lima, kita adakan kembali meskipun jumlah peserta agak menurun dibanding sebelum masa pandemi. Koordinasi kami dengan pihak PMI, adanya tingkat kebutuhan/ kekurangan stok darah menjadi pertimbangan kegiatan ini diadakan kembali,” katanya.
Tentang kepedulian ini, PMI Provinsi Lampung memberi apresiasi kepada Manajemen dan Karyawan PTPN VII. Desla, dokter yang memimpin tim medis dari PMI mengatakan, PTPN VII menunjukkan kepekaannya kepada masalah kemanusiaan ini. Dia menyebut, di tengah minimnya stok darah di PMI karena tertahannya kegiatan donor massal dari berbagai lembaga, PTPN VII tetap berusaha konsisten.
“Kami sangat apresiasi kepada Manajemen dan Karyawan PTPN VII yang menurut saya sangat peka kepada masalah-masalah kemanusiaan seperti donor darah ini. Banyak lembaga dan perusahaan yang selama ini rutin donor massal, selama pandemi ini pending. Tetapi, PTPN VII tetap konsisten, meskipun jumlahnya sempat berkurang,” kata dokter usia muda ini.
Desla mengaku, PMI UTD Bandarlampung selama pandemi ini cukup kesulitan memenuhi permintaan darah dari rumah sakit-rumah sakit yang membutuhkan. Ia mengatakan, jumlah pendonor, baik massal maupun personal yang dengan sukarela datang mendonorkan diri sangat minim. Sementara kebutuhan darah yang bersifat emergensi tetap tinggi.
“Opsi untuk memenuhi permintaan darah dari rumah sakit untuk pasiennya adalah donor dari keluarga pasien. Itu artinya pasien gawat daruratpun harus menunggu ketersediaan darah yang diambil dari keluarga atau kerabat pasien,” kata dia.
Tentang risiko donor darah di musim pandemi, Desla menyatakan tidak ada masalah secara medis. Virus corona 19, kata dia, tidak menular melalui darah transfusi karena sebelum diambil, dilakukan uji kesehatan cukup detail.
“Risiko tertular virus corona itu ada pada pelaksanaan pengambilan darahnya karena terjadi interaksi antarorang. Kalau dilaksanakan dengan protokol kesehatan,seperti yang kita lakukan hari ini, risiko itu tidak ada. Jadi, jangan salah paham dan jangan takut,” kata dia.
Donor Konvalesen
Terkait dengan covid-19 (corona virus desease-19), Desla menginformasikan orang yang pernah terpapar corona bisa membantu pasien yang sedang berjuang sembuh dari positif corona. Melalui donor darah mantan pasien virus corona yang sudah sembuh atau negatif, pasien corona bisa ditransfusi untuk menambah jumlah sel plasma konvalesen.
“Ya, kami sangat berterima kasih kepada para mantan pasien atau orang yang pernah terpapar virus corona dan sudah sembuh atau negatif untuk menyumbangkan darahnya. Darah dari mantan pasien itu akan diambil plasma darah atau plasma konvalesennya untuk ditransfusi kepada pasien positif. Ini sangat membantu,” kata dia.
Namun, untuk para relawan penyintas covid-19 (pasien yang sudah sembuh) harus melalui cek kesehatan lebih detail dan hanya bisa diambil di PMI UTD Bandarlampung. “Nggak bisa diambil di sini karena butuh pengecekan lebih detail,” kata dia. (**)
Editor: Nurjanah/rili
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com