Refleksi Hari Bumi dari Limbah Medis

Tanggal 24 Apr 2021 - Laporan - 855 Views
Ilustrasi/ist

MOMENTUM, Yogyakarta--Hari bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April merupakan hari di mana kita sebagai penduduk bumi merefleksi tentang kerusakan-kerusakan yang terjadi di bumi. 

Polusi kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kegiatan sehari-hari. Perkembangan teknologi tak ramah lingkungan menjadi salah satu penyebabnya. Namun kini polusi tidak hanya dari asap kendaraan atau limbah pabrik saja. 

Di masa pandemi ini muncul problematika baru yaitu limbah medis. Limbah medis memang tidak mungkin dihindari karena penduduk di seluruh dunia diwajibkan untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). 

APD yang sangat wajib digunakan adalah masker. Limbah medis tidak bisa diperlakukan seperti sampah yang lain. Hal ini memerlukan penanganan khusus. Jika sampah masker dibuang bercampur dengan sampah rumah tangga dikhawatirkan masih mengandung virus yang masih aktif. Belum lagi kebanyakan orang tidak merusak masker dengan memotong talinya. 

Hal ini beresiko sampah medis ini dimanfaatkan kembali oleh orang-orang yang kurang bertanggungjawab.

Limbah masker ini memang terdengar sepele, namun pada bulan Juni, kelompok konservasi laut Prancis Opération Mer Propre melaporkan Laut Mediterania penuh dengan masker medis sekali pakai. 

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi kita terhadap biota laut. Karena bisa saja mereka mengira tali masker adalah makanan dan memakan limbah tersebut. Jika biota laut memakan sampah masker mereka tidak akan mampu mencernanya dan bisa menyebabkan kematian.

Sampah masker layaknya efek domino dari pandemi. Kita harus memakai masker untuk melindungi diri. Namun masker sendiri tidak dapat didaur ulang dan menjadi masalah baru bagi bumi.

Bumi sudah cukup lelah tertimpa polusi dari asap kendaraan ataupun limbah pabrik, dan kini ditambah dengan limbah medis.

Limbah medis tidak bisa dihindari di masa pandemi ini. Oleh karenanya kita harus pintar-pintar dalam mengolahnya agar tidak semakin menambah beban bumi kita tercinta. 

Hendaknya dalam membuang masker talinya dipotong dan bagian maskernya digunting agar tidak dimanfaatkan kembali oleh oknum tidak bertanggungjawab. 

Dalam membuang limbah medis pun jangan dicampur dengan limbah rumah tangga. Bila mungkin sterilkan ulang masker di autoklaf agar dapat digunakan kembali. 

Bila sudah tidak mungkin di gunakan kembali sebaiknya limbah medis dibakar menggunakan oven khusus agar tidak terjadi polusi baru akibat pembakaran. Namun sayang alat-alat tersebut sulit untuk dijangkau oleh masyarakat luas.

Terbatasnya alat-alat untuk mengolah limbah medis sebaiknya dapat menjadi renungan bersama agar kita tetap dirumah saja sehingga dapat menekan penggunaan APD sehingga limbahnya pun tidak semakin menumpuk.

Segala upaya tersebut harus kita lakukan agar dapat menyelamatkan bumi kita dari limbah medis. Sayangi bumi kita karena bumi adalah tempat tinggal kita.

Kita juga harus peduli kepada spesies lain yang tinggal di bumi karena kita hidup berdampingan. Jangan biarkan bumi menanggung beban terlalu berat hingga bumi tak nyaman lagi untuk kita tinggali. (**)

Penulis: Azizah Rizka Wahyuningtyas mahasiswa dari prodi Pendidikan Kimia UIN Sunan Kalijaga

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


Kartel Politik Pilkada: Potret Ironi Demokras ...

MOMENTUM -- Munculnya calon tunggal pada perhelatan Pilkada 2024 ...


Sabahbalau Tanjungbintang Berbeda Dengan Kota ...

MOMENTUM -- Membaca berita yang berseliweran akhir-akhir ini, ter ...


Regulasi Calon Kepala Daerah ...

Syarat Calon dan PencalonanJika kita mengikuti pemberitaan di med ...


Regulasi Calon Kepala Daerah ...

MOMENTUM, Bandarlampung--Suasana ballroom hotel berbintang di kaw ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com