Pasar Sepi, Perajin Tapis Tetap Berproduksi

Tanggal 25 Agu 2021 - Laporan - 851 Views
Produk tapis hasil kerajinan tangan warga Desa Kagunganratu, Kecamatan Negerikaton.

MOMENTUM, Gedongtataan--Meski geliat ekonomi sedang lesu akibat pandemi Covid-19, perajin tapis di Desa Kagunganratu, Kecamatan Negerikaton, tak berhenti berkarya.

Evi Hartati, warga setempat mengungkapkan kerajinan merajut tapis digelutin sejak nenek moyang yang telah mewariskan kepadanya.

"Napis (menenun tapis) ini dulu diajarkan sama orang tua, dari pada nganggur dirumah, kita buat tapis. Apalagi sekarang ini pandemi Corona, semuanya pada ngeluh susah," katanya, Rabu (25-8-2021).

Tak hanya Evi. Penduduk desa tersebut juga banyak yang masih meneruskan kegiatan memproduksi kain tenun tapis khas Lampung.

"Sekarang kita buat tapis gak laku dijual, toko pada nolak dengan alasan masih sepi. Tapi kita tetap buat, ya ada yang upahan ada juga yang modal sendiri. Mudah-mudahan pandemi corona lekas berakhir dan kembali normal," ucapnya.

Tapis yang dibuat mereka tergantung pesanan dari konsumen maupun para pengepul yang biasanya telah memberikan upah di depan meskipun pekerjaannya belum selesai dilaksanakan.

"Kita ambil duit di depan. Kadang duitnya sudah habis duluan buat kebutuhan. Kalau apa saja tapis yang dibuat, ya banyak ya. Ada tapis sarung, tapis selendang, tapis cantik, tapis abung, tapis ujung krui dan tapis ujung sarat serta tapis jenis lainnya kita semua bisa mengerjakan," tutur dia.

Masa pembuatan kerajinan tangan tersebut, bergantung pada kesulitan motif yang diinginkan konsumen ketika memesan tapis. 

"Buat tapis ini cukup lama, ada yang sebulan lebih, ada yang hanya tiga atau empat hari selesai yaitu huat tapis selendang. Nah, untuk tapis ujung sarat bisa sebulan lebih karena sangat sulit dan padat rajutan benangnya, " ujar dia.

Para pengrajin tapis tersebut berharap adanya pembinaan dari instansi yang berwenang, agar kelangsungan produksi tapis terus terjaga.

"Kami mengalami kesulitan di pemasaran. Lalu peralatan tekang dan bahan juga menjadi persoalan. Tidak semua pengrajin memiliki modal yang cukup," tutur dia.

Laporan: Rifat Arif

Editor: M Furqon.

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


April 2024, Harga Beras dan Cabai Picu Deflas ...

MOMENTUM, Bandarlampung--Sejumlah komoditas pangan memicu deflasi ...


Lampung Craf 2024, Giliran Lampung Timur Jadi ...

MOMENTUM, Bandarlampung -- Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekra ...


SBI Perkuat Fokus Efisiensi dan Inovasi Hadap ...

MOMENTUM, Jakarta--PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (“SBI”) men ...


Kunjungan Kerja Proyek Food Systems, Land Use ...

MOMENTUM, Semarang--Tim Deputy National Project Director Folur me ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com