MOMENTUM, Liwa--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno dijadwalkan berkunjung ke Kampung Kopi di Rigisjaya, Kecamatan Airhitam, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) pada Rabu (29-9-2021).
Kunjungan itu berkaitan dengan penilaian Kampung Kopi Rigisjaya pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.
Kampung Kopi yang berada di lahan seluas tiga ribu meter persegi itu dibangun pada tahun 2018. Masuk 50 besar ADWI 2021 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Desa Wisata Kampung Kopi ini juga menjadi satu-satunya perwakilan Provinsi Lampung yang lolos 50 besar diajang tingkat nasional.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Lambar, Tri Umaryani, Selasa (28-9-2021) mengatakan, bahwa kunjugan Menteri Sandiaga Uno sekaligus melakukan penilaian terhadap desa wisata Kampung Kopi.
Penialai itu untuk menentukan predikat 10 desa terbaik diajang tersebit. Momen kunjugan ini, dilakukan tim juri untuk menilai wisata di Lampung Barat.
"Intinya kunjungan pak menteri besok dalam rangka penilayan ADWI 2021. Lampung Barat masuk sebagai salah satu dari 50 desa terbaik di Indonesia," katanya.
Tri berharap, kunjugan tersebut motivasi masyarakat mengembangkan potensi wisata. Karena sektor ini jika dikelola dengan baik dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
Terkait dengan penilaian, lanjut Tri, ada tujuh kreteria. Antara lain, penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability), desa digital, souvenir (kuliner, kriya), daya tarik wisata (alam, budaya, buatan), konten kreatif, homestay dan toilet.
"Desa Wisara Kampung Kopi akan menyajikan yang terbaik dalam penilaian menuju 10 desa terbaik," ucapnya.
Kampung Kopi yang merupakan destinasi wisata yang berbasis kearifan lokal potensi ekowisata yang menonjolkan kopi sebagai brand yang dikelola. Selain pengelolaan kopi sebagai minuman terdapat juga produk-produk unggulan lain yang berbahan baku dari kopi.
Contoh produk turunan yang dikelola dari bahan baku kopi antaranya, parfum kopi, handsanitzer kopi, fesien dari daun kopi dan lain sebagainya. Tentunya, semua dikelola secara alami dan berbahan baku kopi.
"Jadi kita akan menonjolkan produk-produk turunan dari kopi itu sendri. Misalnya, kopi dibikin pangharum, kopi dibikin handsanitzer, daun kopi dibikin fasien yang pengolaannya menggunakan bahan alami menjadi motif-motif ekoprim," jelasnya.
Hal ini tentu dengan harapan bahwa kopi bukan hanya sebagai minuman saja. Akan tetapi, dapat dikelola menjadi berbagai macam produk yang memiliki nilai ekonomi.
Sehingga, pelancong yang datang ke Kampung Kopi dapat belajar mengenai kopi dari hulu ke hilir. Baik cara tanam sampai dengan pengelolaan kopi yang dikemas menjadi beberapa produk turunan ini.
Menurut dia, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif hanya berkunjung ke destinasi wisata Kampung Kopi saja. Walapun, Lambar masih memiliki potensi wiaata lain yang tidak kalah menarik.
"Sebenarnya ingin menunjukan potensi-potensi wisata lain kepada pak menteri. Agar menjadi semangat para pengelola pariwisata, tetapi karena jadwal beliau padat kunjungan hanya ke Kampung Kopi yang mana masuk ke 50 besar ajang ADWI," katanya. (*)
Laporan: Sulemy
Editor: M Furqon.
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com