Menilik Inklusi Keuangan Demi Pemerataan Perekonomian di Kawasan Perdesaan

Tanggal 02 Des 2021 - Laporan - 684 Views
Penerapan e-Samdes di kawasan perdesaan di Provinsi Lampung.

MOMENTUM, Bandarlampung--Mewujudkan Inklusi keuangan diharapkan dapat memeratakan pembangunan perekonomian yang lebih luas untuk masyarakat di kawasan perdesaan. Inklusi di bidang keuangan dapat menjadi solusi bagi persoalan ketimpangan sosial.

Inklusi keuangan juga akan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat, khususnya kalangan menengah ke bawah, termasuk di Provinsi Lampung.

Di Lampung, Desa Cintamulya, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) menjadi pilot project program 'smart village' dan kawasan inklusi keuangan.

Kemajuan inovasi keuangan digital tampak terlihat di desa ini mulai dari layanan keuangan seperti transfer, pengajuan pembukaan rekening, pemberian kredit pembiayaan atau KUR, pembayaran tagihan online, pulsa telepon/kuota/listrik dan terbaru adanya fasilitas pembayaran pajak kendaraan bermotor.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung Bambang Hermanto mengatakan, Desa Inklusif keuangan merupakan satu program dari Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi Lampung.

“Tentu Desa Inklusi keuangan adalah salah satu program dari Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi Lampung,” ujar Bambang Hermanto, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung 

“Desa Inklusi Keuangan ini diharapkan bisa hadir di seluruh desa-desa yang ada di Provinsi Lampung,” ujar Bambang dalam acara kunjungan OJK Provinsi Lampung bersama Media ke Desa Cintamulya, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan dengan tema 'Desa Inklusi Mendorong Perkembangan Perekonomian Desa' pada Selasa (30-11-2021).

Dikatakan Bambang, ciri sederhana dari suatu desa sudah dapat dikatakan sebagai Desa Inklusi Keuangan adalah setidaknya di Desa tersebut terdapat Agen Layanan Keuangan atau biasa disebut Agen Laku Pandai.

Dengan adanya Agen Laku Pandai ini, kata Bambang, masyarakat dapat melakukan berbagai transaksi Keuangan perbankan.

Bahkan, menurut Bambang, agen ini mungkin akan lebih unggul dibandingkan dengan operasional bank yang ada di tengah kota. Sebab, dengan hadirnya ini memungkinkan untuk melayani 24 jam dan tidak mengikuti jam operasional bank lantaran tetangganya sendiri yang didatangi.

“Misal toko kelontong, jual kartu perdana, jual minyak tanah bahkan Badan Usaha Milik Desa (BumDes) sendiri juga bisa menjadi Agen Laku Pandai,” tuturnya.

Bambang melanjutkan, Desa Inklusi Keuangan akan semakin lengkap jika disertai dengan hadirnya Galeri Investasi pada kegiatan Pasar Modal.

“Jadi masyarakat dari pada menyimpan uangnya di bawah bantal, alternatifnya bisa ke Pasar Modal dengan membeli saham. Dari pada diinvestasikan hartanya ke investasi bodong, lebih baik di Pasar Modal,” jelasnya.

Bambang mengungkapkan, kegiatan seperti ini dilakukan agar masyarakat makin memperoleh edukasi bahwa saat ini sudah banyak lembaga-lembaga investasi keuangan baik di Pasar Modal maupun perbankan yang semakin mudah diakses.

“Kalau untuk Desa Cintamulya sendiri merupakan kerjasama antara Bursa Efek Indonesia (BEI), Desa Cintamulya dan Sekuritas Phintraco,” kata Bambang.

Bambang melanjutkan, Desa Inklusi Keuangan, harus dibuat dengan konsep one stop financial services, yang mana semua layanan Keuangan bisa di sediakan di Desa tersebut.

Menurut Bambang, saat ini di Provinsi Lampung sudah ada 12 galeri Investasi. Dengan rincian, 8 diantaranya ada di Perguruan Tinggi dan 4 sudah tersebar di desa Lampung Selatan dan Pesawaran.

“Kelak kita juga akan mendorong Galeri Edukasi. Nanti akan ada di setiap sekolah untuk bisa dihadirkan. Kita akan mulai dari tingkat SMA seperti disini mungkin di Madrasah Aliyah (MA),” ungkapnya.

Koordinator pengelola Agen Laku Pandai Desa Cintamulya Hartanto mengatakan, kehadiran Agen Laku Pandai sangat dirasakan masyarakat Desa Cintamulya yaitu seperti pengajuan pembukaan rekening, transfer, pemberian kredit pembiayaan atau KUR, hingga kemudahan pembayaran pajak kendaraan.

"Untuk layanan pembayaran pajak kendaraan, kita gunakan sistem jemput bola dengan mendata langsung kendaraan yang sudah mendekati jatuh tempo bayar pajak dan kami tawarkan agar menggunakan jasa fasilitas di Agen Laku Pandai. Ini sudah berjalan sejak dua bulan lalu, dan respon masyarakat cukup baik karena sudah ada 10 kendaraan yang diurus langsung Agen Laku Pandai disini menggunakan aplikasi E-Samdes dari Bappenda Provinsi Lampung dan L-Smart Bank Lampung," jelasnya.

Hartanto menuturkan, Desa Cintamulya memiliki 2 Agen Laku Pandai yang mana satu dimiliki oleh warga dan satu lagi dimiliki oleh BumDes.

“Awalnya ketika mau buat L-Smart (Agen Laku Pandai Bank Lampung), tapi kita masih terkendala legalitasnya. Alhamdulillah ada warga yang mau membuat L-Smart karena kebutuhan transaksi,” paparnya.

Kehadiran Agen Laku Pandai juga sangat membantu masyarakat yang bergerak di bidang UMKM untuk menambah perputaran modal usahanya melalui pengajuan permodalan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Lampung.

Salah seorang nasabah KUR Bank Lampung Khusnul Khotimah mengakui kemudahan yang ia peroleh sejak adanya Agen Laku Pandai.

"Usaha saya semakin maju dan berkembang dengan adanya bantuan modal dari KUR Bank Lampung. Selain prosesnya cepat dan sistem pengembaliannya juga ringan karena dengan cara mencicil," ungkap pemilik toko Karunia Fashion di Desa Cintamulya ini.

Khusnul melanjutkan, dari pengajuan awal KUR di Bank Lampung sebesar Rp10 juta, saat ini usahanya berhasil berkembang dengan mampu menghasilkan omset sekitar Rp1 juta per hari. 

Sementara dalam kunjungan tersebut, Kepala Desa Cintamulya Dwi Haryani mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Kepala OJK Bambang Hermanto yang telah menaruh perhatian khusus di desanya.

“Mudah-mudahan ke depannya Desa ini akan menjadi desa yang sejahtera dan mandiri,” harap Dwi.

Menurut Dwi, Desa Cintamulya memiliki karakteristik desa yang berbeda dibandingkan desa-desa yang lain di Kecamatan Candipuro. Desa ini memiliki 5 lembaga pondok pesantren dan 5 lembaga pendidikan formal setingkat SD, SMP, SMK ataupun MA.

“Disamping desa pendidikan juga terkenal dengan pertaniannya. Hampir 70 persen warga menggantungkan mata pencaharian dengan hasil bertani dan sisanya bergerak UMKM yang saat ini sedang tumbuh dan berkembang terlebih dengan hadirnya program Desa Inklusi ini,” pungkasnya.

Hadir dalam kunjungan tersebut Pimpinan PT BPD Lampung KC Kalianda Malatisno, Kepala Kantor Perwakilan BEI Provinsi Lampung Hendi Prayogi, perwakilan debitur PT BPD Lampung, jajaran perangkat Desa Cintamulya dan OJK Provinsi Lampung.(**)

Laporan: Ira Widya
Editor: Agus Setyawan

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


Lampung Craf 2024, Giliran Lampung Timur Jadi ...

MOMENTUM, Bandarlampung -- Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekra ...


SBI Perkuat Fokus Efisiensi dan Inovasi Hadap ...

MOMENTUM, Jakarta--PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (“SBI”) men ...


Kunjungan Kerja Proyek Food Systems, Land Use ...

MOMENTUM, Semarang--Tim Deputy National Project Director Folur me ...


Maret 2024, BI: Indeks Keyakinan Konsumen Lam ...

MOMENTUM, Bandarlampung--Keyakinan masyarakat Lampung terhadap ki ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com