MOMENTUM, Bandarlampung--Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jasa keuangan pinjaman online (pinjol) mengalami peningkatan atau menunjukkan tren positif.

Fintech Lending/Peer to Peer (P2P) lending/pinjaman daring/pinjaman online adalah layanan pinjaman uang atau pendanaan secara langsung antara kreditur/lender (pemberi pinjaman) dan debitur/borrower (penerima pinjaman) berbasis teknologi informasi.

Deputi Direktur Perizinan dan Pengawasan Financial Technology OJK, Ratih Connie Foda mengatakan, industri P2P Lending terdampak Covid-19 pada April 2020. Namun, P2P lending mampu melakukan recovery dengan cepat sejak kuartal III 2020.

"Sepanjang 2021, penyaluran, outstanding, dan kualitas pinjaman industri P2P Lending terus tumbuh dan membaik," ujar Ratih saat memaparkan perkembangan Fintech Peer to Peer Lending di Hotel Emersia, Bandarlampung, Senin (6-12-2021).

Ratih menuturkan, total aset seluruh penyelenggara yakni sebesar Rp4,37 triliun, aset penyelenggara konvensional Rp4,30 triliun dan aset penyelenggara syariah Rp74,02 miliar.

Kemudian untuk jumlah penyelenggara sebanyak 104 platform, termasuk 7 platform dengan sistem syariah. Sebanyak 101 platform berizin dan 3 platform terdaftar.

Selanjutnya akumulasi rekening borrower (peminjam) mencapai 71,01 juta dengan rekening aktif sebesar 19,95 juta. Akumulasi rekening lender mencapai 788,70 ribu dengan rekening sebesar 179,89 ribu. Lalu akumulasi penyaluran pinjaman Rp272,43 triliun dengan nilai outstanding di akhir Oktober 2021 sebesar Rp27,91 triliun.

Ratih memaparkan, Provinsi Lampung menduduki provinsi penyaluran pinjaman terbesar kedua sebesar 33% setelah Sumatra Selatan sebesar 35% di Sumatra bagian selatan (Sumbagsel).

"Sepanjang tahun 2021 ini penyaluran pinjaman di Lampung mencapai Rp1,63 triliun sementara outstanding pinjaman mencapai Rp439,62 miliar," ungkapnya. (*)

Laporan: Ira
Editor: M Furqon