MOMENTUM, Bandarlampung--BA, salah satu warga Bandarlampung yang sempat tak mempercayai adanya covid-19. 

Bahkan, dia pun menganggap wabah tersebut hanya sebuah virus biasa yang tidak mematikan. 

Setiap bepergian, dia tak pernah mengenakan masker. Hingga beberapa kali diperingatkan agar waspada, tetapi selalu diabaikannya.

Namun, pandangannya itu pun berubah ketika dia dinyatakan positif covid-19 beberapa bulan lalu.

"Ya, awalnya saya memang enggak percaya. Tapi waktu saya sakit, terus berobat ke puskesmas, saya pun dinyatakan covid-19," jelasnya. 

Dia menuturkan, sebelum terkonfirmasi covid-19 sempat bepergian ke luar daerah. 

Beberapa hari setelah tiba di rumah, dia merasakan badannya demam, hingga indera penciuman hilang.

"Mau ngapa-ngapain susah jadinya. Tidur susah, makan juga enggak nikmat," tuturnya.

Seketika itu dia merasa menyesal karena telah menganggap remeh wabah asal wuhan tersebut.

Apalagi, dia sempat merasakan susah bernafas. "Waktu narik nafas itu rasanya enggak ada udara yang masuk," ujarnya.

Dia pun terpaksa menjalani perawatan di rumah sakit setempat, akibat gangguan pernafasan.

"Hampir tiap hari itu ada yang meninggal. Saya merasa seperti mau lewat (meninggal) juga," jelasnya.

Beberapa hari dirawat, dia dinyatakan sembuh. Namun, masih harus menjalani masa pemulihan.

"Tidak sampai dua minggu, sudah dinyatain sembuh dan pulang. Tapi harus tetap istirahat di rumah, untuk pemulihan," terangnya.

Sejak saat itu, dia pun selalu menjaga protokol kesehatan: memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menghindari kerumunan.

"Alhamdulillah, sampai sekarang kalau mau ke mana-mana saya selalu pakai masker. Sudah kapok rasanya. Cukup sekali saja," tuturnya lagi.

Dia pun mengajak masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. "Paling tidak, pakai masker saja. Jangan sampai kena dulu baru menyesal. Kena covid-19 itu enggak enak," harapnya.

Terlebih, menjelang libur natal dan tahun baru yang biasanya selalu terjadi peningkatan kasus covid-19. (**)

Laporan/Editor: Agung DW